TRIP TO PALEMBANG #part4

25 26 27 28 MARET 2017

AL-MUNAWIR #2

            Hari ini banyak tempat yang akan kami kunjungi, jadi menjelang pukul 07.00 WIB aku dan Izi sudah siap berangkat. Tujuan pertama di hari ini adalah AL-Munawir. Kok Al-Munawir lagi? Soalnya kemarin  kan hujan, jadi belum sempat foto-foto dan mengeksplore Al-Munawir lebih dalam lagi. Kali ini kami tidak naik kapal, tapi dari jalur darat. Ternyata kampung arab ini bisa ditempuh dengan naik moot loh, lebih dekat lagi. Setelah bertanya-tanya mengenai detail lokasinya akhirnya kami sampai juga. Yang buat kagetnya itu, pintu masuknya itu dekat sekali dengan warung yang kami singgahi kemarin, Jadi kampung arab ini kecil saudara-saudara.

Ini gedung tempat kami makan nasi kebuli kemarin
           
Pengunjung dibebankan biaya Rp 2000 untuk sepeda motor. Hari ini hari Senin, jadi ada aktivitas anak sekolahan di kampung ini. Tenang, mereka sudah terbiasa dengan adanya turis, jadi ya kita tinggal melihat dan foto-foto aja. Anak murid dan penduduk lokal juga sudah terbiasa kok, asal kita mematuhi peraturan yang ada di kampung ini. Peraturannya apa? Bisa dilihat di bawah ini.

  Peraturan di Kampung Al-Munawir

Menurut Izi pemeintah semua yang mendanai pengecetan luar rumah-rumah di kampung ini. Pemerintah daerah Palembang tampaknya sadar betul akan potensi wisata di daerahnya. Rumah-rumah yang dicat juga dicat dengan warna-warna yang attractive, tidak asal padu padan. Sehingga menciptakan banyaknya spot foto yang bisa menghiasi feed instagram anda.



Begini suasana di jalanan Kampung Al-Munawir



STADIUN JAKABARING
           
Orang Palembang sangat bangga dengan stadiun Jakabaring. Jika wisata ke Palembang, maka Stadiun Jakabaring pasti masuk dalam list tempat yang harus dikunjungi di Palembang. Memang banyak momen-momen sejarah dalam bidang olahraga yang terjadi di komplek stadiun ini, baik itu skala nasional ataupun internasional.

di depan Gelora Sriwijaya.

            Lokasinya tidak jauh kok dari Plaju, dari depan komplek kita sudah bisa melihat Landmark kapal dengan tulisan SRIWIJAYA berdiri didepan stadiun sepak bola. Tampak dua orang gadis sedang bermain bulu tangkis, kami jalan saja menuju landmark tersebut untuk foto disana. Seingatku, aku belum pernah tuh mendatangi stadiun sepakbola yang ada di kotaku, jadi malu sendiri.


Gelora Sriwijaya

            Puas foto di venue yang ini, Izi ngajak aku untuk menuju venue lain, pokoknya keliling Jakabring deh. Kami melewati mess untuk atlit, dan berhenti di venue tembak. Veneu untuk olahraga cabang tembak ini, didepannya ada danau buatan yang sering dijadikan objek wisata juga. Memang bagus kok, instagramable banger deh danaunya. Dekat dari sini juga, sedang dibangung sirkuit untuk pertandingan moto GP loh.


Danau Gelora Sriwijaya

            Lanjut lagi, kami menuju Stadion Aquatic. Bentuk stadion ini unik, mirip gelombang air. Waktu kami tiba, ada kumpulan ibu-ibu petugas yang lagi istirahat. Untuk penonton kami disarankan untuk naik ke lantai dua. Yasudah aku dan Izi naik ke lantai dua. Aku ingin lihat kondisi dalam stadiun ini gimana. Dan beginilah penampakannya.


Jakabaring Aquatic Stadium


PALEMBANG BIRD PARK
           
Sebelum pergi melihat Al-Quran Akbar, malam sebelumnya Izi sempat sebut Palembang bird park, aku langsung teringat akan tempat itu dan meminta dianterin kesana. Jaraknya cukup dekat dari stadion Jakabaring, jadinya Izi menyanggupi. Biaya masuknya Rp.50,000 tapi bisa diskon 10% bila kita bisa menunjukkan kalo kita sudah follow IG dari Palembang Bird Park. Dengan harga 50 ribu itu, kita sudah dapat 2 set makanan burung, makanan kura-kura dan makanan biawak. Ada juga atraksi naik kuda poni, naik gajah, spa ikan dan ngasih makan monyet, tapi itu diluar yang 50ribu itu. Bagiku sudah cukup kok dengan 50ribu itu.

Di depan Palembang Bird Park

            Disini ada dua kandang burung yang besar, satu untuk kandang burung yang besar dan agresif, satu lagi kandang untuk burung yang kecil dan jinak. Rute awalnya kami masuk kandang burung yang agresif dulu. Beneran agresif deh, begitu masuk kandang langsung disambar sama burungnya. Aku jadi kaget dan gak mau lagi ngasih makan mereka ditangan. Untuk kasih makan burung aku serahkan saja ke si Izi. Aku cukup melihat dan nebeng foto aja. Haha. Izi yang terlihat kesal dengan ketakutanku, sorry ya zi..


Senyum terpaksa itu. hehehhe.

Nah begini kondisi landscapenya.

            Kandang kedua, burungya lebih kecil dan lebih jinak, tempatnya pun mini. Jadi kita kayak jadi manusia raksasa ketika berada disini. Burung-burung disini lebih jinak dari kandang sebelah, jadinya aku lebih rileks berada disini. Tapi masih tetap takut, jadinya makanan burungnya aku sebar aja disekeliling tempat aku duduk. Lumayan buat foto-foto. Burung-burung disini juga lebih lucu jadi gak tahan untuk dijadiin objek foto.


kalo burungnya jinak-jinak gini berani.

Ini beberapa jenis burung-burungnya.

            Keluar dari kandang burung, bingung mau kemana lagi, aku gak mau ngasih makan biawak, takut. Biawaknya agresif sekali, pantang liat sayuran dikit, langsung dikejar, caranya ngejar itu kayak Raptor yang di film Jurassic Park.

keliatan gak biawaknya?



AL-QURAN AKBAR

            Destinasi berikutnya adalah Al-Quran Akbar. Letaknya jauh dari pusat kota. Izi aja sampai ragu mengenai jalanya. Untungnya di tegah perjalanan izi ingat. Dan lokasinya memang sangat jauh dibandingkan dengan tempat-tempat yang sudah dikunjungi di kota ini. Lokasi Al-Quran akbar ini terletak dekat dengan lingkungan pesantren. Persis disebelah rumah sang pencetus pembuatan Al-Quran ini yaitu Ust. H. Syofwatillah Mohzaib atau yang lebih sering dipanggil ust. Opat.

Al-Quran Akbar yang terbuat dari kayu.

            Al-Quran ini terbuat dari kayu tembesu yang diukir. Ukuran dari kayunya itu 177x140 cm. Saat ini proses pembuatan Al-Quran akbar ini sudah selesai dan sudah diakui kebenaran huruf dan tajwidnya oleh Qori dan Qoriah Internasional dan juga oleh para ulama yang hafal Al-Quran. Namun saat ini hanya 15 juz saja yang mampu dipajang di rumah ini. Saat ini sedang dilakukan pembangunan gedung khusus yang bertujuan untuk memajang Al-Quran ini lengkap 30 juz. Kita doakan saja segera terwujud ya.

Alhamdulillah udah bisa kemari

            Alhamdulillah aku bisa menyaksikan dan datang langsung sendiri melihat Al-Quruan ukiran kayu terbesar di dunia ini. Masha Allah wal Hamdulillah. :’). 

Ini kondisi di dibalik papan-papan ayat itu.

See you again soon. :)

Bersambung ke #part5



Comments

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Tanaman hias : Ruellia malacosperma, si Kencana ungu yang bisa hidup di mana aja. Kok bisa??

Mari Mengenal Tanaman hias : Turnera ulmifolia atau lebih akrab disebut kembang pukul 8. Looh, kok bisa?

Mari Mengenal Tanaman hias - Syzygium oleana, si Pucuk Merah yang bisa jadi apa saja.