REUNI DI SINGAPORE


"Gusman,, ikut ke Singapore yuk?", begitu chat dari Puput kepadaku. Chat yang membawaku kembali ke salah satu negara maju di kawasan Asia Tenggara itu untuk kedua kalinya.

Foto dengan latar belakang wajib di Singapore
-
-
-
Jumat, 19 April 2019
Pagi-pagi aku sudah bangun, usai sholat subuh, kupaksakan untuk tidak tidur lagi. Buat sarapan, mandi dan lanjut kemas-kemas barang yang belum ku kemas kemarin malam. Pokoknya pukul 08.00 WIB aku sudah harus sampai di Batam.

Pukul 08.00 WIB aku tiba dipelabuhan Batam. Langsung naik ojek untuk pergi kekosan Nadia. Aku dan Nadia akan pergi ke Singapore dari Batam via jalur laut, sedangkan Puput dan Novi akan ke Singapore via jalur udara. Ya, Kami akan bertemu disana.

Sampai dikosan Nadia, kami pun langsung order go-car dan langsung melaju ke pelabuhan Batam Center. Sampai pelabuhan sekitar pukul 09.30, kamipun cek-in dan menunggu hingga pukul 11.30 sesuai jam keberangkatan kapal kami. Tidak banyak yang bisa dilakukan selain mengobrol dan mengamati sekitar, pagi itu cukup ramai pelancong yang hendak ingin  menyebrang. Aku baru tau, kalau di pelabuhan ini juga melayani rute ke Malaysia, tepatnya Johor.

Salah satu pemandangan saat menyebrang

Pukul 11.50 kami on board dan melaju ke Singapire. Ini kali pertama aku pergi ke Singapore dalam rangka melancong, sebelumnya pergi kemari sebagai volunteer dari perusahaan. Baca kisahnya disini.

Ternyata, rute kapalnya melewati Pulau Sentosa, dan letak pelabuhan HarbourFontnya juga sangat dekat dengan pulau sentosa, tempat Universal Studio berada. Tiba dipelabuhan kami langsung bergerak menuju hotel dikawasan Little India. Sebelumnya, top-up Ez-Link, Kartu e-money untuk semua kendaraan umum di Singapore.

Awalnya aku membawa Ez-link sendiri, punya temenku, tapi kartunya sudah kadaluwarsa, jadinya aku harus beli kartu Ez-link baru. Harganya sekarang 12 SGD dengan pulsa 7SGD. Baca-baca di internet, 7SGD itu kurang untuk 2 hari di Singapore, jadinya aku top-up saja 10SGD. Ya lumayanlah buat investasi kalau kesini lagi gak usah beli lagi karena kartu Ez-link ini memiliki masa kadaluwarsa selama 5 tahun sejak awal pembelian. (hem.. keknya harus kemari lagi nih)

Ez-link selesai, kami membeli kartu internet juga. keluar pintu imigrasi Singapore, sebelah kiri, ada toko hp,, nah disitu jual paket data dengan segala macam jenis kuota. Ada yang untuk 7 hari, 3 hari, hingga satu hari. Kami memutuskan untuk membeli yang 3 hari sebesar 18SGD dengan kuota 100GB untuk dipakai ber-empat.


Peta MRT Singapore

Selesai semua urusan kartu-kartu, kami berangkat ke Little India. Hostel kami berada dikawasan sana, cuma lebih dekat lagi kalau kami turun di stasiun MRT Jalan Besar, bukan di stasiun Little India. Dari MRT HarbourFront naik kereta yang tujuan Punggol (line ungu), turun di stasiun Chinatown, pindah jalur ke jalur biru dan turun di stasiun Jalan Besar. Lokasi hostel kami tidak jauh dari stasiun, cukup berjalan kaki sekitar 3 menit sudah sampai. ini dia penampakan hostel kami.

Penampakan depan hostel.

Bunch Hostel adalah hostel murah dengan fasilitas lengkap. Hostel ini menyediakan microwave, pemanas air, mesin laundry dan sarapan berupa roti+selai+kopi/teh. Tipe kamar yang ditawarkan adalah tipe kamar dormitory. Satu kamar diisi 6-9 tempat tidur dengan kamar mandi diluar, sharing. Aku sih gak masalah, karena waktu tahun pertama kuliah di IPB dulu, diwajibkan tinggal di asrama jadi untuk sharing kamar lagi seperti ini, no problem. Kamar dilengkapai dengan AC dan kipas angin. Kipas angin bisa dinyalakan secara manual, sedangkan AC akan dinyalakan otomatis pada pukul 06.00 sore hari.

Penampakan salah satu tipe kamar Bunch Hostel

Setelah letak koper dan makan siang di hostel. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 waktu Singapore, kami harus berangkat ke Changi Airport untuk menjemput Puput dan Novi. Ini pertama kalinya aku dan Nadia ke Changi, jadi yaa excited sekali. Dari MRT Jalan besar, kami tinggal naik kereta yang menuju ke Changi, tidak perlu pindah kereta kali ini. toh Changi adalah tujuan akhir dari kereta ini, jadi duduk manis saja di MRT sampai stasiun terkahir.

Keluar dari stasiun Changi, kami langsung berada di terminal 3 bandara Changi. Kami tidak tau Puput dan Novi akan turun di terminal mana, jadi kami pun jalan-jalan saja di Changi, sambil memandang kagum salah satu bandara terbaik di dunia ini.

Aku ingat, kalau disini, baru saja dibuka objek wisata baru, berupa air terjun indoor. Namanya Jewel. Dari terminal 3 kita tinggal mengikuti saja petunjuk jalan yang ada kata "Jewel" nya. Ternyata lokasinya berdekatan dengan Terminal 1. Kalau liat di internet, disebutkan berada diantara Terminal 1,2 dan 3.

Darti terminal 3, aku dan Nadia, jalan kaki menuju Jewel, beneran, jauh banget cuy. Untung ada escalator (?) datar itu, jadi kadang-kadang gak usah jalan kaki. Jewel berada di Gedung sendiri sih. Bentuk gedungnya seperti setengah bola, dari terminal 3 sih, keliatan dekat, setelah dijalani. Capek. Kamipun melaju saja. Semakin lama, semakin ramai, ada beberapa kali macet dong. Ternyata banyak juga yang penasaran dengan si Jewel ini. Ini artinya kami berada pada jalur yang tepat. Tak lama, suara-suara air terjun mulai terdengar, makin semangat doong.

Penampakan Jewel dari kejauhan

Detail atas Jewel

WOW…! KEREN! itu adalah kata pertama yang keluar dari mulutku saat melihat Jewel dari dekat secara langsung. Bagus banget. Air terjun ada ditengah bangunan dan dikelilingi oleh pusat perbelanjaan. Jewel bisa kita nikmati dari lantai atas hingga lantai bawah secara gratis tentunya. Saat kami tiba disini, banyak sekali orang yang melihat keindahan air terjun ini. Kami harus salip menyalip dan ngantri sejenak untuk bisa berada persis didepan Jewel. Disekitaran Jewel juga ditanami pohon dan tanaman tropis lainnya, semuanya indoor. Jiwa landscapeku teriak kagum. gimana sih cara mereka membangun dan merawan tanaman-tanaman disini. Tanamannya asli semua.

Tanaman dan Manusia di sekitar JEWEL



Kita bisa menyaksikan Jewel dari setiap lantai

Susunan landscapenya sangat tropis

Lagi asik-asiknya menyaksikan Jewel, Puput nelpon dan ngabarin kami kalau dia sudah ada di Terminal 1, tak lama Novi juga nelpon kalau dia ada di Terminal 3, laaah.....tau gitu..


Menatap kagum pada si Jewel
Kami pun memutuskan untuk menjemput Puput dulu setelah puasin diri foto-foto di depan Jewel. Tinggal mengikuti petunjuk arah yang menunjukkan kata Terminal 1 maka kita akan tiba di Terminal 1. Mencari Puput. Itulah misi berikutnya. Puput nge-Wa kalau dia sudah keluar dan menunggu di terminal 1. Sedangkan terminal 1 itu gede dan luas banget. Sempat ragu, apakah kami sudah ada di terminal 1 atau belum, aku pun bertanya kesalah satu petugas, dan benar kami sudah ada di terminal 1 bagian kedatangan.  Kamipun saling vidio callan untuk menemukan petunjuk lokasi satu sama lain. Asli udah kayak di Termehek-mehek, cari-carian orang. wqwqwqwq. Untung segera bertemu

Next, Novi sudah menunggu di terminal 3. Biar makin ringkas, kami pun bertanya kepada petugas, cara paling cepat ke Terminal 3. Petugas bandara menyarankan kami untuk menggunakan Sky Train, agar lebih cepat. Awalnya mikir, apa harus bayar lagi nih, It's FREE!! ujar petugas. Woyes bergegas lah kami menuju stasiun Sky Train yang ada di Terminal 1. Yaah kalau tau begini, mending nanti-nanti kalau kemari lagi, naik Sky Train aja deh kalau mau liat Jewel lagi.


Naik Sky Train

Berbeda dengan Puput, menemukan Novi di Terminal 3 cukup mudah, begitu kami turun dari eskalator dari stasiun Sky Train, eeeh Novi sudah keliatan doong, dan adegan berpelukan ala teletubbies pun dimulai, berpelukan, nangis2xan (mereka aja, aku enggak) yailah lah udah 9 tahun gak ketemu si Novi sejak lulus SMA.


Novi-Nadia-Puput

Dari Changi, kami pun berangkat menuju hotel, dari stasiun MRT Changi, naik kereta yang menuju Bukit Panjang, dan turun distasiun Jalan Besar. Nyebrang dan tibalah di Bunch Hostel. Jam menunjukkan pukul 22.00 waktu Singapore. Perut udah lapar, badan udah lengket. Kami pun memutuskan untuk mandi dulu baru makan malam di lobby hostel. Masing-masing dari kami mengeluarkan bekal yang kami bawa. Nadia mengeluarkan dua toples sambal teri, aku mengeluarkan 1 toples besar nasi, Puput bawa brownis coklat dari Medan, Novi mengeluarkan abonnya. Inilah makanan kami untuk beberapa hari kedepan. ya untuk menghemat biaya, kami mengikuti saran Nadia untuk bawa nasi matang lauk, dan tentu saja mie instan. Tidak usah takut basi, karena di hostel ini ada microwave yang bisa digunakan untuk mengahangatkan nasi atau sekedar memasak mie instan.
-
-
-
Sabtu, 20 April 2019
Pukul 06.00 pagi aku kesentak bangun, ruangan gelap dan suhu dikamar sangat dingin. Aku mengerjap-ngerjap, membiarkan sel batang di mataku untuk beradaptasi dengan gelapnya kamar. Lihat ranjang sebelah, orangnya masih tidur, ranjang dibawah juga masih tidur. Pelan-pelan aku turun dari ranjang dan membuka lemari untuk mengambil jaket. Mengendap-ngendap, buka pintu diterangi oleh senter hp, aku keluar kamar.

Tujuanku pagi ini adalah, menuju mesjd Abdul Gofur untuk melaksanakan sholat shubuh. Jaraknya cuma 4 menit dari hostelku. Keluar hostel, suasana masih gelap. Beberapa café masih buka, dan beberapa orang ada yang sedang sarapan, dan bersiap untuk aktivitas lainnya. Toko-toko juga masih tutup. Jalanan sepi, aku jalan sambil memandangi suasana pagi di Singapore.


Subuh waktu Singapura.

Di dalam mesjid sedang berlangsung sholat subuh berjamaah. Aku bergegas buang air dan ambil wudhu untuk ikut sholat berjamaah. Selesai sholat, aku kembali ke hostel, karena bingung mau kemana lagi. Saat itu suasana mulai terang. Aku memutuskan untuk stay di lobby saja, kenapa gak kembali ke kamar? Taku ganggu tamu lain yang sedang tidur. Beberapa tamu sedang sarapan yang diberikan oleh Hostel. Aku mengirimkan pesan ke grup, bertanya kepada para gadis, apakah mereka sudah bangun atau belum. Baru Puput yang bangun. Kami pun berjanji bertemu jam 9 untuk mulai gerak jalan.

Aku tetap menunggu sambil memperhatikan sekitar. Kali ini, tamu hostel didominasi oleh anak-anak usia SD-SMP. Ada yang sedang turnamen sepak bola dan ada yang sedang fieldtrip dari tempat lesnya. Lobby mulai ramai, aku sebenarnya sudah lapar, jadi sebelum makan roti, aku amati dulu para tamu, bagaimana mereka memanggang roti dengan toaster yang ada (aku gak pernah pakai sebelumnya) dan segala macam. Setelah cukup yakin dan percaya dengan hasil pengamatanku, aku beranikan diri untuk maju.

Ternyata, masih gak kenyang. Aku chat mereka yang diatas, untuk segera turun, untuk sarapan dengan nasi. Aku butuh nasi. Hehehehe.
--
Baru saja pintu hostel terbuka, eeeh hujan lebat turun membasahi bumi Singapura. yaah berteduh dulu deh. Liat-liat, sepertinya hujannya bakalan awet. Sebenarnya tujuan kami pagi itu adalah menuju Haji Lane, tapi karena hujan, jadiya kami memutuskan untuk mesan Grab Car untuk menuju Mustafa Center. Kami bayar 6 SGD untuk jarak 2 km. :( Di Mustafa Center, ya apalagi kalau bukan belanja oleh-oleh. Jalan-jalannya aja belum udah beli oleh-oleh aja. Hahahahha.

Kami sempat terpisah didalam Mustafa. bangunan 3 lantai itu cukup sempit untuk dijajaki bila bersama-sama. Awalnya kami bersama, namun ujungnya kami terpisah, aku sih tepatnya. Sempat panik karena aku udah nyari-nyari mereka ke lantai atas dan bawah, tapi gak ketemu juga. Internet sama mereka lagi. Akhirnya yaa masang muka tembok lah, aku harus minta tetring sama pengunjung lain. Untung ketemu sama abang-abang dari Jawa, beliau sedang asik milih-milih topi. Dari raut muka wajahnya, aku yakin dia dari Indonesia. Makanya aku berani speak Indonesia dan minta tentring internet.

Dari Mustafa Center, kami balik ke Hostel dulu jalan kaki untuk menaruh belanjaan, kebetulan Mustafa Center cukup dekat dengan hostel kami menginap. Tiba di hostel, letakin belanjaan, sekalian makan siang aja deh. Biar afdol. Makan nasi pakai sambal teri aja cukup. Setelah mengisi botol air minum sampai penuh, kami langsung pergi lagi ke Haji Lane. Saat itu hujan sudah berhenti. Dari hostel kami ke Haji Lane cukup dekat, jalan kaki lurus aja, kami sudah tiba di perkampungan arab gitu, dari jauh udah keliatan tuh plang nama jalan Haji Lane, lokasi syuting MVnya Rizki Febian itu loh.

Familiar gak dengan backgroundnya?

Sampai disini, kagum juga sih, karena sepanjang jalan dihiasi dengan mural-mural yang terkonsep. Mural-mural yang ada di toko pun bisa kita jadikan spot foto secara cuma-cuma, tapi ya tetap jaga sikap ya, udah dikasih gratis jangan ngerusak barang-barang yang ada.

Pintu masuk Hajilane






















Salah satu toko yang instagramable

Ujung jalan HajiLane

Puas berfoto dan menikmati suasana di kampung Arab ini, kami jalan kaki lagi mencari stasiun MRT terdekat. Just follow the sign aja. cukup jauh sih kami jalan menuju stasiun berikutnya, tapi ya sekalian liat-liat suasana di Singapura lah. Jalanannya bersih, teduh, pohon-pohon terawat baik, easy to access, petunjuk jalannya jelas, pelican crossnya juga jelas. Jadi gak berasa deh kalau udah jalan jauh, tau-tau sudah sampai aja di stasiun MRT.

Salah satu bentuk streetscape kota Singapura

Riparian

Tujuan kami berikutnya adalah ke Museum Art & Science. Seingatku kami turun di stasiun MRT Bayfrount deh. Keluar-keluar udah berada persis di bawah Marina Bay Sand. Nah
Foto persis di bawah Marina Bay Sands

kalau untuk menuju museum Art&Sciencenya kami ngikutin Nadia aja, soalnya jalannya agak ribet. Kalau pergi sendiri sih, jangan takut, ikuti saja google maps. Yang jelas kami juga masuk tuh kedalam lobi atas Marina Bay Sandnya, jalan terus keluar lobby, masuk ke Mall, keluar mall lagi, dan sampai deh di depan musium Art&Science. Aku gak tau mall apa yang kami lewati tadi, yang jelas, isi dalam mallnya branded semua. (Jiwa miskinku bergejolak). Mallnya bagus sih, bagus parah. ada sungai buatan dong di lantai dasarnya, dan bisa diarungi dengan menyewa perahu. Ya konsepnya menghadirkan atmosfer di Venezuela ke dalam mall tersebut.

Suasana luar museum Art&Science sangat sejuk. Mendung kala itu. Taman-taman disekitarnya juga terawat dengan baik. Kolam luar dipenuhi oleh bunga teratai yang sedang berbunga. Memasuki museum, kita akan dihadapkan pada counter tiket. Disini, kita bisa membeli tiket secara on the spot. Namun karena kami sudah jauh-jauh hari membeli tiket, kami tinggal antri masuk hall exibition saja. Tiket yang kami punya adalah untuk pameran "Future World".

Foto dengan latar belakang Museum Art&Science

Future World

Sempat kebingungan awalnya, tapi petugas disini sangat sigap dalam memberi informasi. Saat kami datang, antrian sudah sangat panjang. sudah hampir mengelilimg setengah lingkaran bangunan. (FYI bentukbangunan Museum Art&Science ini bentuk  dasarnya adalah lingkaran). Saat itu ada dua pameran yang sedang berlangsung. Future World dan Wonderland. Kedua pameran ramai dikunjungi pengunjung. Saat kami mengantri, ada sebuah papan pengumuman, kalau estimasi mengantri itu selama 15 menit.  Saat itu kaki sudah merasa capek, jadinya kami gantian menjaga posisi antrian. Enggak kami saja yang begitu, yang lain sama.

Lima belas menit berlalu, kamipun masuk. Kami masuk disambut lorong gelap, kemudian diujung sana ada sebuah ruangan berbentuk kotak, dindingnya dihiasi oleh pantulan proyektor yang menampilkan karya seni lukisan. Ada yang bergerak ada yang diam. Wuaaah.. itu lah yang terucap di mulut kami masing-masing. Langsung semua ambil posisi untuk berfoto masing-masing.

Foto pertama

Ruangan berikutnya, kita akan memasuki ruangan bermain. Ada perosotan LED, disebelah kiri, ada susunan kotak lampu warna-warni yang disusun rapi. Dibawahnya terdapat beberapa kotak lampu berwana, bisa kita pijak, susun dan segala macam untuk kebutuhan foto.

Foto kedua

Disebelah kanan, ada susunan meja mewarnai. Disini disediakan kertas warna, dan krayon untuk kita warnai. Hasilnya discan lalu gambar yang kita warnai itu akan muncul menjadi animasi 3Dimensi didinding. Kereeeen.

Ruangan berikutnya, konsepnya masih berupa ruang bermain. Hanya saja kotak warna-warni tadi diubah menjadi bola-bola besar warna-warni. Hal senada juga menghiasi langit-langitnya. Cakep banget deh kalau diliat langsung.

Ruang kedua

Didinding kiri masih sama seperti ruangan sebelumnya, dinding seberangnya ada animasi lukisan. Bila kita sentuh salah satu item yang ada dilukisan tersebut, maka akan mengubah mood dari seluruh lukisan. Waduuuhh ini juara sih.

Oh iya, sebelum ruangan ini, ada satu ruangan lagi, kecil saja. Bentuknya kotak. Mood yang dihasilkan ada gelap, kelam, hampa dan kesedihan. Aku bilang sih seperti ada dalam penjara. tapi bagus juga untuk lokasi foto-foto.

Kelam

Ruangan akhir, adalah klimaks dari pameran ini. Infinity Cristal (aku nyebutnya gitu sih). Sebuah ruangan yang dipenuhi oleh lampu kristal berwarna-warna, lantai bawahnya cermin, jadi pas masuk pertama kali, agak gamang gitu, takut jatuh. Efek cermin itulah yang menjadikan ruangan ini seperti tak berujung. Sayang sekali, kita tidak bisa berlama-lama foto disini, sudah ada petugas di ujung sana yang meminta kita untuk cepat, mau foto pun jadinya kurang pas karena si petugas pasti keliatan di foto. Kami belum puas, maka pas diruang ujung, kami puas2xin foto dengan latar belakang lampu kristal ini. Dari berbagai macam pose, berbagai macam warna lampu semua tak terlewatkan. Memang beneran bagus deh instalasi lampu kristal ini.

Lampu-lampu


Lampu

Saranghae

Ruangan tadi adalah ruangan terakhir dari pemeran Future World. Gak nyesel sih udah kesini jauh-jauh. Puaaaas.

Suasana sore kala itu mendung saat kami keluar dari Museum Art&Science ini, tujuan kami berikutnya adalah, Merlion Park. Badan rasanya udah capeek banget, tapi ngerasa tanggung, yaudah pelan-pelan kami mulai menyebrangi jembatan Double Helix yang fenomenal itu, di beberapa spot, aku dan Novi berhenti untuk saling foto satu sama lain. Di tengah jembatan, kami sadar, kalau patung Merlion tidak ada. Sedang dalam perbaikan. Patung yang menjadi simbol negara Singapura itu tidak keliatan dari jembatan ini, biasanya keliatan. Untuk menutupi kecewa kami, Nadia ngasih ide untuk kami beli ice cream 1SGD yang terkenal itu, yaa walaupun sekarang harganya sudah 1,5 SGD sih.

Foto Panorama

Puas foto-foto dengan latar belakang Marina Bay Sand, Musium Art&Science dan gedung-gedung tinggi di Singapore, kami kembali menyusuri jembatan double helix menuju Garden bay The Bay. Kata Nadia, pemandangan disana pada saat malam hari bagus. Kami percaya. Dengan langkah gontai kami berjalan. Ada tempat duduk, duduk dulu lah sebentar. ehhh hujan turun. Kami pun bergegas menuju Flower Dome untuk berteduh, ke toilet, isi ulang air, dan istirahat. Hujan turun dengan deras petang itu. Kami dan ratusa pengunjung lain berteduh di Flower Dome.

Menjelang malam, hujan mereda. Seolah memberi kami kesempatan untuk pulang. Sembari pulang, kami singgah ke Garden Bay The Bay untuk melihat dia dimalam hari. Waagilasih ini. Indah banget. Vertical gardennya dihiasi lampu kerlap-kerlip. Romantis. Permainan cahayanya bagus banget. Lampu dijembatannya juga memberi garis cahaya yang apik untuk dilihat dan direkam oleh kamera. Romantis sekali suasana disana. Duuh.. kalau tidak capek dan ingat batas waktu operasional MRT yang hanya sampai jam 10 malam, mungkin kami akan berlama-lama disini. 

Sebelum hujan datang

Saat malam tiba


Untuk kembali ke hostel, kami harus menuju stasiun MRT. Cukup ikutin saja petunjuk jalan yang ada. Pasti nyampe stasiun deh. Dari Garden by The Bay ke stasiun cukup jauh, apalagi kami sudah cukup lelah hari ini. Tapi itu semua gak berasa karena dilalui bersama. Semua yang dilalui bersama teman yang asik emang menyenangkan. Sepanjang jalan ngobrol, ejek2xan, becanda gak jelas, gangguin anak orang dan menikmati pemandangan Singapore pada malam hari. Bener kan, gak berasa udah nyampe aja di stasiun. aku mencoba menoleh kebelakang, untuk melihat seberapa jauh kami berjalan. Jauh woy

Good Night

Kami tidak berhenti di stasiun Jalan Besar. Nadia ngajak kami turun di stasiun Little India, dari sini kami nanti akan berjalan ke arah Mustafa Center. Kami akan ke Mustafa Center lagi. Kali ini untuk nemenin Nadia yang ngidap Samyang, Puput yang mau beli Roti, dan Novi yang mau beli tambahan coklat. Tapi sebelumnya, kami singgah diwarung makan India, yang ada logo halal untuk nyobain makanan disini. Agak zonk sih sebenarnya makanan disini untuk Puput dan Novi, tapi untukku sih ok-ok saja.

Bihun goreng bilis

Selesai makan, jalan 50 meter ke Mustafa Center. Jadi mustafa center ini gaes, adalah mall 24 jam. Mall serba ada, semua yang kamu cari ada disini. Mulai dari keperluan ujung rambut sampai kaki, skincare, aksesoris, perabotan rumah tangga, semua ada disini. Harga juga termasuk murah, dan yang penting dijamim original. Jadi jangan heran kalau masuk ini banyak orang-orang yang keluar dengan trolli penuh. Jangan lupa kemari ya kalau ke Singapore. One stop shopping.
-
-
-
Minggu, 21 April 2019
Pagi ini aku kebangun lagi jam 06.00 pagi, sama seperti hari sebelumnya, aku pun mengendap-endap keluar untuk ke mesjid. Hari ini kami balik ke Indonesia. Jadi selesai dari mesjid, aku langsung mandi dan packing barang. Saat packing barang, sepertinya aku terlalu berisik deh. Dua tamu yang sedang tidur ranjang samping dan bawah, terbangun. (I am so sorry sir, i just wanna packing mau stuff). Sepertinya mereka mengerti. Selesai packing aku langsung membawa semua barang bawaanku kebawah. Aku memutuskan untuk menunggu para gadis di bawah saja. Pada saat itu, masih jam 7 pagi sih, tapi aku merasa gak enak aja kalau harus terjaga sendirian di dalam kamar. Jam 8 pagi, belum ada tanda-tanda dari mereka, aku WA aku sudah selesai packing dan lapar. Mau makan nasi. Kalau makan roti yang dari hotel kurang nendang rasanya. Hahaha..

Untunglah ketiga gadis ini kooperatif. Begitu aku bilang begit,  mereka pun segera bersiap-siap juga. Kami sarapan di lantai dua, karena dapur lantai satu penuh sesak sama tamu. Yaa.. malah lebih enak makan disini, sepi. jadi kami bisa menggelar makanan yang tersisa dari perjalanan ini. Selesai sarapan, cewek-cewek ini pamit mau mandi dan siap-siap check out. Aku nunggu dibawah sambil menikmati wifi hostel yang kencang banget. Aku sampe bosan nge-youtube karena lancarnya internet disini. :)

Pukul 09.00 pagi kami check out. Jalan kaki sambil ngegeret2x koper dan tentengan belanjaan. Udah kayak emak-emak abis belanja untuk lebaran. :"). Di stasiun kami bertemu dengan mbak2x asal Indonesia yang bekerja disini. Mbak ini baik, nunjukin kami rute untuk menuju HabourFront. Kami harus cepat sampai Habourfont karena mau check-in. Kapal kami berangkat pukul 13.20. Lokasi check in kami ada di lantai 3, setelahnya, kami ke lantai 2 ke bagian bagasi untuk menitipkan barang bawaan kami. Kami masih ada waktu dua jam lagi sebelum on board. Jadi mau jalan-jalan dulu lah. Untuk biaya penitipan bagasi sebesar 3.5 SGD / 3 jam untuk bagasi ukuran kecil.

Dari Habourfront, kami menuju Chinatown. Deket kok. Keluar dari stasiun MRT Chinatown, kami sudah tiba di Chinatown. Wuaaah... barang-barang yang dipajang bagus-bagus banget. Harganya juga gak kalah murah daripada Mustafa Center. Ada perasaan menyesal sih dihati kami masing-masing, kenapa enggak belanja pernak-pernik untuk oleh-oleh disini saja. Kenapa harus menghabiskan jatah oleh-oleh di Mustafa. :(

Chinatown.

Serius deh, barang-barang disini seperti gantungan kunci, tas, kipas, magnet kulkas semuanya lebih bagus dan lebih murah juga dari Mustafa Center. Aku sampai menyimpulkan kalau ke Singapore lagi, untuk belanja gantungan kunci, magnet kulkas, tas lebih baik beli di Chinatown atau Bugis Street aja. Kalau beli coklat, baju, sepatu, nah baru deh ke Mustafa Center aja. Pelajaran.

Jalanan Chinatown sebenarnya miriplah dengan Haji Line, cuma karena disini banyak banget barang-barang yang lucu dan murah, jadinya kami agak lama. Mampir dari satu toko ke toko lain untuk liat-liat. Puput sama Novi bahkan sampai ke money changer dong buat nukar uang untuk tambah-tambah belanja. hahahaha.. eh, jangan lupa foto-foto juga disini.

Foto ala model

Pukul 13.00 kami sudah kembali tiba di Habourfont. Usai mengambil tas yang kami titip. Kami langsung masuk ke ruang tunggu. Gak lama, on board deh sekaligus mengakhiri reuni singkat kami di Singapura. Pengalaman yang mengesankan.

Ya itulah tadi cerita ku dengan ketiga temen SMAku di Singapure. Aku sendiri ngerasa belum puas sih. Masih banyak tempat-tempat yang mau ku kunjungi. Sebisa mungkin aku akan kembali lagi kesini. Entah itu sendiri atau sama temen lagi. Apalagi sekarang udah punya kartu Ezlink dan sudah mulai paham cara baca peta MRT di Singapore, pokoknya harus kesini lagi. See you soon Singapore.

See you soon, Singapore

---



Comments

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Tanaman hias : Ruellia malacosperma, si Kencana ungu yang bisa hidup di mana aja. Kok bisa??

Mari Mengenal Tanaman hias : Turnera ulmifolia atau lebih akrab disebut kembang pukul 8. Looh, kok bisa?

Mari Mengenal Tanaman hias - Syzygium oleana, si Pucuk Merah yang bisa jadi apa saja.