REUNI DI SINGAPORE
"Gusman,,
ikut ke Singapore yuk?", begitu chat dari Puput kepadaku. Chat yang
membawaku kembali ke salah satu negara maju di kawasan Asia Tenggara itu untuk
kedua kalinya.
Foto dengan latar belakang wajib di Singapore
-
-
-
Jumat, 19 April
2019
Pagi-pagi aku sudah bangun, usai sholat subuh, kupaksakan
untuk tidak tidur lagi. Buat sarapan, mandi dan lanjut kemas-kemas barang yang
belum ku kemas kemarin malam. Pokoknya pukul 08.00 WIB aku sudah harus sampai
di Batam.
Pukul 08.00 WIB aku tiba dipelabuhan Batam. Langsung
naik ojek untuk pergi kekosan Nadia. Aku dan Nadia akan pergi ke Singapore dari
Batam via jalur laut, sedangkan Puput dan Novi akan ke Singapore via jalur udara.
Ya, Kami akan bertemu disana.
Sampai dikosan Nadia, kami pun langsung order go-car
dan langsung melaju ke pelabuhan Batam Center. Sampai pelabuhan sekitar pukul
09.30, kamipun cek-in dan menunggu hingga pukul 11.30 sesuai jam keberangkatan
kapal kami. Tidak banyak yang bisa dilakukan selain mengobrol dan mengamati
sekitar, pagi itu cukup ramai pelancong yang hendak ingin menyebrang. Aku baru tau, kalau di pelabuhan
ini juga melayani rute ke Malaysia, tepatnya Johor.
Salah satu pemandangan saat menyebrang
Pukul 11.50 kami on board dan melaju ke Singapire. Ini
kali pertama aku pergi ke Singapore dalam rangka melancong, sebelumnya pergi
kemari sebagai volunteer dari perusahaan. Baca kisahnya disini.
Ternyata, rute kapalnya melewati Pulau Sentosa, dan
letak pelabuhan HarbourFontnya juga sangat dekat dengan pulau sentosa, tempat
Universal Studio berada. Tiba dipelabuhan kami langsung bergerak menuju hotel
dikawasan Little India. Sebelumnya, top-up Ez-Link, Kartu e-money untuk semua
kendaraan umum di Singapore.
Awalnya aku membawa Ez-link sendiri, punya temenku,
tapi kartunya sudah kadaluwarsa, jadinya aku harus beli kartu Ez-link baru.
Harganya sekarang 12 SGD dengan pulsa 7SGD. Baca-baca di internet, 7SGD itu kurang
untuk 2 hari di Singapore, jadinya aku top-up saja 10SGD. Ya lumayanlah buat
investasi kalau kesini lagi gak usah beli lagi karena kartu Ez-link ini
memiliki masa kadaluwarsa selama 5 tahun sejak awal pembelian. (hem.. keknya
harus kemari lagi nih)
Ez-link selesai, kami membeli kartu internet juga.
keluar pintu imigrasi Singapore, sebelah kiri, ada toko hp,, nah disitu jual
paket data dengan segala macam jenis kuota. Ada yang untuk 7 hari, 3 hari,
hingga satu hari. Kami memutuskan untuk membeli yang 3 hari sebesar 18SGD
dengan kuota 100GB untuk dipakai ber-empat.
Peta MRT Singapore
Selesai semua urusan kartu-kartu, kami berangkat ke
Little India. Hostel kami berada dikawasan sana, cuma lebih dekat lagi kalau
kami turun di stasiun MRT Jalan Besar, bukan di stasiun Little India. Dari MRT
HarbourFront naik kereta yang tujuan Punggol (line ungu), turun di stasiun
Chinatown, pindah jalur ke jalur biru dan turun di stasiun Jalan Besar. Lokasi
hostel kami tidak jauh dari stasiun, cukup berjalan kaki sekitar 3 menit sudah
sampai. ini dia penampakan hostel kami.
Penampakan depan hostel.
Bunch Hostel adalah hostel murah dengan fasilitas
lengkap. Hostel ini menyediakan microwave, pemanas air, mesin laundry dan
sarapan berupa roti+selai+kopi/teh. Tipe kamar yang ditawarkan adalah tipe
kamar dormitory. Satu kamar diisi 6-9 tempat tidur dengan kamar mandi diluar,
sharing. Aku sih gak masalah, karena waktu tahun pertama kuliah di IPB dulu,
diwajibkan tinggal di asrama jadi untuk sharing kamar lagi seperti ini, no
problem. Kamar dilengkapai dengan AC dan kipas angin. Kipas angin bisa
dinyalakan secara manual, sedangkan AC akan dinyalakan otomatis pada pukul
06.00 sore hari.
Penampakan salah satu tipe kamar Bunch Hostel
Setelah letak koper dan makan siang di hostel. Waktu sudah
menunjukkan pukul 17.00 waktu Singapore, kami harus berangkat ke Changi Airport
untuk menjemput Puput dan Novi. Ini pertama kalinya aku dan Nadia ke Changi,
jadi yaa excited sekali. Dari MRT Jalan besar, kami tinggal naik kereta yang
menuju ke Changi, tidak perlu pindah kereta kali ini. toh Changi adalah tujuan
akhir dari kereta ini, jadi duduk manis saja di MRT sampai stasiun terkahir.
Keluar dari stasiun Changi, kami langsung berada di
terminal 3 bandara Changi. Kami tidak tau Puput dan Novi akan turun di terminal
mana, jadi kami pun jalan-jalan saja di Changi, sambil memandang kagum salah
satu bandara terbaik di dunia ini.
Aku ingat, kalau disini, baru saja dibuka objek wisata
baru, berupa air terjun indoor. Namanya Jewel. Dari terminal 3 kita tinggal
mengikuti saja petunjuk jalan yang ada kata "Jewel" nya. Ternyata
lokasinya berdekatan dengan Terminal 1. Kalau liat di internet, disebutkan
berada diantara Terminal 1,2 dan 3.
Darti terminal 3, aku dan Nadia, jalan kaki menuju
Jewel, beneran, jauh banget cuy. Untung ada escalator (?) datar itu, jadi
kadang-kadang gak usah jalan kaki. Jewel berada di Gedung sendiri sih. Bentuk
gedungnya seperti setengah bola, dari terminal 3 sih, keliatan dekat, setelah
dijalani. Capek. Kamipun melaju saja. Semakin lama, semakin ramai, ada beberapa
kali macet dong. Ternyata banyak juga yang penasaran dengan si Jewel ini. Ini
artinya kami berada pada jalur yang tepat. Tak lama, suara-suara air terjun
mulai terdengar, makin semangat doong.
WOW…! KEREN! itu adalah kata pertama yang keluar dari
mulutku saat melihat Jewel dari dekat secara langsung. Bagus banget. Air terjun
ada ditengah bangunan dan dikelilingi oleh pusat perbelanjaan. Jewel bisa kita
nikmati dari lantai atas hingga lantai bawah secara gratis tentunya. Saat kami
tiba disini, banyak sekali orang yang melihat keindahan air terjun ini. Kami
harus salip menyalip dan ngantri sejenak untuk bisa berada persis didepan
Jewel. Disekitaran Jewel juga ditanami pohon dan tanaman tropis lainnya,
semuanya indoor. Jiwa landscapeku teriak kagum. gimana sih cara mereka
membangun dan merawan tanaman-tanaman disini. Tanamannya asli semua.
Tanaman dan Manusia di sekitar JEWEL |
Kita bisa menyaksikan Jewel dari setiap lantai
Susunan landscapenya sangat tropis |
Menatap kagum pada si Jewel |
Next, Novi sudah menunggu di terminal 3. Biar makin
ringkas, kami pun bertanya kepada petugas, cara paling cepat ke Terminal 3.
Petugas bandara menyarankan kami untuk menggunakan Sky Train, agar lebih cepat.
Awalnya mikir, apa harus bayar lagi nih, It's FREE!! ujar petugas. Woyes
bergegas lah kami menuju stasiun Sky Train yang ada di Terminal 1. Yaah kalau
tau begini, mending nanti-nanti kalau kemari lagi, naik Sky Train aja deh kalau
mau liat Jewel lagi.
Naik Sky Train
Berbeda dengan Puput, menemukan Novi di Terminal 3
cukup mudah, begitu kami turun dari eskalator dari stasiun Sky Train, eeeh Novi
sudah keliatan doong, dan adegan berpelukan ala teletubbies pun dimulai,
berpelukan, nangis2xan (mereka aja, aku enggak) yailah lah udah 9 tahun gak
ketemu si Novi sejak lulus SMA.
Novi-Nadia-Puput
Dari Changi, kami pun berangkat menuju hotel, dari
stasiun MRT Changi, naik kereta yang menuju Bukit Panjang, dan turun distasiun
Jalan Besar. Nyebrang dan tibalah di Bunch Hostel. Jam menunjukkan pukul 22.00
waktu Singapore. Perut udah lapar, badan udah lengket. Kami pun memutuskan
untuk mandi dulu baru makan malam di lobby hostel. Masing-masing dari kami
mengeluarkan bekal yang kami bawa. Nadia mengeluarkan dua toples sambal teri,
aku mengeluarkan 1 toples besar nasi, Puput bawa brownis coklat dari Medan,
Novi mengeluarkan abonnya. Inilah makanan kami untuk beberapa hari kedepan. ya
untuk menghemat biaya, kami mengikuti saran Nadia untuk bawa nasi matang lauk,
dan tentu saja mie instan. Tidak usah takut basi, karena di hostel ini ada
microwave yang bisa digunakan untuk mengahangatkan nasi atau sekedar memasak
mie instan.
-
-
-
-
-
Sabtu, 20 April 2019
Pukul 06.00 pagi aku kesentak bangun, ruangan gelap
dan suhu dikamar sangat dingin. Aku mengerjap-ngerjap, membiarkan sel batang di
mataku untuk beradaptasi dengan gelapnya kamar. Lihat ranjang sebelah, orangnya
masih tidur, ranjang dibawah juga masih tidur. Pelan-pelan aku turun dari
ranjang dan membuka lemari untuk mengambil jaket. Mengendap-ngendap, buka pintu
diterangi oleh senter hp, aku keluar kamar.
Tujuanku pagi ini adalah, menuju mesjd Abdul Gofur
untuk melaksanakan sholat shubuh. Jaraknya cuma 4 menit dari hostelku. Keluar
hostel, suasana masih gelap. Beberapa café masih buka, dan beberapa orang ada
yang sedang sarapan, dan bersiap untuk aktivitas lainnya. Toko-toko juga masih
tutup. Jalanan sepi, aku jalan sambil memandangi suasana pagi di Singapore.
Subuh waktu Singapura.
Di dalam mesjid
sedang berlangsung sholat subuh berjamaah. Aku bergegas buang air dan ambil
wudhu untuk ikut sholat berjamaah. Selesai sholat, aku kembali ke hostel,
karena bingung mau kemana lagi. Saat itu suasana mulai terang. Aku memutuskan
untuk stay di lobby saja, kenapa gak kembali ke kamar? Taku ganggu tamu lain
yang sedang tidur. Beberapa tamu sedang sarapan yang diberikan oleh Hostel. Aku
mengirimkan pesan ke grup, bertanya kepada para gadis, apakah mereka sudah
bangun atau belum. Baru Puput yang bangun. Kami pun berjanji bertemu jam 9
untuk mulai gerak jalan.
Aku tetap menunggu sambil memperhatikan sekitar. Kali
ini, tamu hostel didominasi oleh anak-anak usia SD-SMP. Ada yang sedang
turnamen sepak bola dan ada yang sedang fieldtrip dari tempat lesnya. Lobby mulai
ramai, aku sebenarnya sudah lapar, jadi sebelum makan roti, aku amati dulu para
tamu, bagaimana mereka memanggang roti dengan toaster yang ada (aku gak pernah pakai sebelumnya) dan segala macam. Setelah cukup yakin dan
percaya dengan hasil pengamatanku, aku beranikan diri untuk maju.
Ternyata, masih gak kenyang. Aku chat mereka yang
diatas, untuk segera turun, untuk sarapan dengan nasi. Aku butuh nasi. Hehehehe.
--
Baru saja pintu hostel terbuka, eeeh hujan lebat turun
membasahi bumi Singapura. yaah berteduh dulu deh. Liat-liat, sepertinya hujannya
bakalan awet. Sebenarnya tujuan kami pagi itu adalah menuju Haji Lane, tapi
karena hujan, jadiya kami memutuskan untuk mesan Grab Car untuk menuju Mustafa
Center. Kami bayar 6 SGD untuk jarak 2 km. :( Di Mustafa Center, ya apalagi
kalau bukan belanja oleh-oleh. Jalan-jalannya aja belum udah beli oleh-oleh
aja. Hahahahha.
Kami sempat terpisah didalam Mustafa. bangunan 3
lantai itu cukup sempit untuk dijajaki bila bersama-sama. Awalnya kami bersama,
namun ujungnya kami terpisah, aku sih tepatnya. Sempat panik karena aku udah
nyari-nyari mereka ke lantai atas dan bawah, tapi gak ketemu juga. Internet
sama mereka lagi. Akhirnya yaa masang muka tembok lah, aku harus minta tetring
sama pengunjung lain. Untung ketemu sama abang-abang dari Jawa, beliau sedang
asik milih-milih topi. Dari raut muka wajahnya, aku yakin dia dari Indonesia.
Makanya aku berani speak Indonesia dan minta tentring internet.
Dari Mustafa Center, kami balik ke Hostel dulu jalan
kaki untuk menaruh belanjaan, kebetulan Mustafa Center cukup dekat dengan
hostel kami menginap. Tiba di hostel, letakin belanjaan, sekalian makan siang
aja deh. Biar afdol. Makan nasi pakai sambal teri aja cukup. Setelah mengisi botol
air minum sampai penuh, kami langsung pergi lagi ke Haji Lane. Saat itu hujan
sudah berhenti. Dari hostel kami ke Haji Lane cukup dekat, jalan kaki lurus
aja, kami sudah tiba di perkampungan arab gitu, dari jauh udah keliatan tuh
plang nama jalan Haji Lane, lokasi syuting MVnya Rizki Febian itu loh.
Familiar gak dengan backgroundnya?
Sampai disini, kagum juga sih, karena sepanjang jalan dihiasi dengan mural-mural yang terkonsep. Mural-mural yang ada di toko pun bisa kita jadikan spot foto secara cuma-cuma, tapi ya tetap jaga sikap ya, udah dikasih gratis jangan ngerusak barang-barang yang ada.
Salah satu toko yang instagramable
Ujung jalan HajiLane |
Salah satu bentuk streetscape kota Singapura
Riparian
kalau untuk menuju museum Art&Sciencenya kami ngikutin
Nadia aja, soalnya jalannya agak ribet. Kalau pergi sendiri sih, jangan takut,
ikuti saja google maps. Yang jelas kami
juga masuk tuh kedalam lobi atas Marina Bay Sandnya, jalan terus keluar lobby,
masuk ke Mall, keluar mall lagi, dan sampai deh di depan musium
Art&Science. Aku gak tau mall apa yang kami lewati tadi, yang jelas, isi
dalam mallnya branded semua. (Jiwa miskinku bergejolak). Mallnya bagus sih, bagus
parah. ada sungai buatan dong di lantai dasarnya, dan bisa diarungi dengan
menyewa perahu. Ya konsepnya menghadirkan atmosfer di Venezuela ke dalam mall
tersebut.
Suasana luar museum Art&Science sangat sejuk.
Mendung kala itu. Taman-taman disekitarnya juga terawat dengan baik. Kolam luar
dipenuhi oleh bunga teratai yang sedang berbunga. Memasuki museum, kita akan
dihadapkan pada counter tiket. Disini, kita bisa membeli tiket secara on the
spot. Namun karena kami sudah jauh-jauh hari membeli tiket, kami tinggal antri
masuk hall exibition saja. Tiket yang kami punya adalah untuk pameran
"Future World".
Sempat kebingungan awalnya, tapi petugas disini sangat
sigap dalam memberi informasi. Saat kami datang, antrian sudah sangat panjang.
sudah hampir mengelilimg setengah lingkaran bangunan. (FYI bentukbangunan Museum
Art&Science ini bentuk dasarnya
adalah lingkaran). Saat itu ada dua pameran yang sedang berlangsung. Future
World dan Wonderland. Kedua pameran ramai dikunjungi pengunjung. Saat kami
mengantri, ada sebuah papan pengumuman, kalau estimasi mengantri itu selama 15
menit. Saat itu kaki sudah merasa capek,
jadinya kami gantian menjaga posisi antrian. Enggak kami saja yang begitu, yang
lain sama.
Lima belas menit berlalu, kamipun masuk. Kami masuk
disambut lorong gelap, kemudian diujung sana ada sebuah ruangan berbentuk
kotak, dindingnya dihiasi oleh pantulan proyektor yang menampilkan karya seni
lukisan. Ada yang bergerak ada yang diam. Wuaaah.. itu lah yang terucap di
mulut kami masing-masing. Langsung semua ambil posisi untuk berfoto masing-masing.
Ruangan berikutnya, kita akan memasuki ruangan
bermain. Ada perosotan LED, disebelah kiri, ada susunan kotak lampu warna-warni
yang disusun rapi. Dibawahnya terdapat beberapa kotak lampu berwana, bisa kita
pijak, susun dan segala macam untuk kebutuhan foto.
Disebelah kanan, ada susunan meja mewarnai. Disini
disediakan kertas warna, dan krayon untuk kita warnai. Hasilnya discan lalu
gambar yang kita warnai itu akan muncul menjadi animasi 3Dimensi didinding.
Kereeeen.
Ruangan berikutnya, konsepnya masih berupa ruang
bermain. Hanya saja kotak warna-warni tadi diubah menjadi bola-bola besar
warna-warni. Hal senada juga menghiasi langit-langitnya. Cakep banget deh kalau
diliat langsung.
Ruang kedua
Didinding kiri masih sama seperti ruangan sebelumnya,
dinding seberangnya ada animasi lukisan. Bila kita sentuh salah satu item yang
ada dilukisan tersebut, maka akan mengubah mood dari seluruh lukisan. Waduuuhh
ini juara sih.
Oh iya, sebelum ruangan ini, ada satu ruangan lagi,
kecil saja. Bentuknya kotak. Mood yang dihasilkan ada gelap, kelam, hampa dan kesedihan.
Aku bilang sih seperti ada dalam penjara. tapi bagus juga untuk lokasi
foto-foto.
Ruangan akhir, adalah klimaks dari pameran ini.
Infinity Cristal (aku nyebutnya gitu sih). Sebuah ruangan yang dipenuhi oleh
lampu kristal berwarna-warna, lantai bawahnya cermin, jadi pas masuk pertama
kali, agak gamang gitu, takut jatuh. Efek cermin itulah yang menjadikan ruangan
ini seperti tak berujung. Sayang sekali, kita tidak bisa berlama-lama foto
disini, sudah ada petugas di ujung sana yang meminta kita untuk cepat, mau foto
pun jadinya kurang pas karena si petugas pasti keliatan di foto. Kami belum
puas, maka pas diruang ujung, kami puas2xin foto dengan latar belakang lampu
kristal ini. Dari berbagai macam pose, berbagai macam warna lampu semua tak
terlewatkan. Memang beneran bagus deh instalasi lampu kristal ini.
Lampu-lampu |
Lampu
Saranghae |
Suasana sore kala itu mendung saat kami keluar dari
Museum Art&Science ini, tujuan kami berikutnya adalah, Merlion Park. Badan
rasanya udah capeek banget, tapi ngerasa tanggung, yaudah pelan-pelan kami mulai
menyebrangi jembatan Double Helix yang fenomenal itu, di beberapa spot, aku dan
Novi berhenti untuk saling foto satu sama lain. Di tengah jembatan, kami sadar,
kalau patung Merlion tidak ada. Sedang dalam perbaikan. Patung yang menjadi
simbol negara Singapura itu tidak keliatan dari jembatan ini, biasanya
keliatan. Untuk menutupi kecewa kami, Nadia ngasih ide untuk kami beli ice
cream 1SGD yang terkenal itu, yaa walaupun sekarang harganya sudah 1,5 SGD sih.
Puas foto-foto dengan latar belakang Marina Bay Sand,
Musium Art&Science dan gedung-gedung tinggi di Singapore, kami kembali
menyusuri jembatan double helix menuju Garden bay The Bay. Kata Nadia,
pemandangan disana pada saat malam hari bagus. Kami percaya. Dengan langkah
gontai kami berjalan. Ada tempat duduk, duduk dulu lah sebentar. ehhh hujan
turun. Kami pun bergegas menuju Flower Dome untuk berteduh, ke toilet, isi
ulang air, dan istirahat. Hujan turun dengan deras petang itu. Kami dan ratusa
pengunjung lain berteduh di Flower Dome.
Sebelum hujan datang |
Saat malam tiba |
Untuk kembali ke hostel, kami harus menuju
stasiun MRT. Cukup ikutin saja petunjuk jalan yang ada. Pasti nyampe stasiun
deh. Dari Garden by The Bay ke stasiun cukup jauh, apalagi kami sudah cukup
lelah hari ini. Tapi itu semua gak berasa karena dilalui bersama. Semua yang
dilalui bersama teman yang asik emang menyenangkan. Sepanjang jalan ngobrol,
ejek2xan, becanda gak jelas, gangguin anak orang dan menikmati pemandangan
Singapore pada malam hari. Bener kan, gak berasa udah nyampe aja di stasiun.
aku mencoba menoleh kebelakang, untuk melihat seberapa jauh kami berjalan. Jauh
woy
Good Night
Kami tidak berhenti di stasiun Jalan Besar. Nadia
ngajak kami turun di stasiun Little India, dari sini kami nanti akan berjalan
ke arah Mustafa Center. Kami akan ke Mustafa Center lagi. Kali ini untuk
nemenin Nadia yang ngidap Samyang, Puput yang mau beli Roti, dan Novi yang mau
beli tambahan coklat. Tapi sebelumnya, kami singgah diwarung makan India, yang
ada logo halal untuk nyobain makanan disini. Agak zonk sih sebenarnya makanan
disini untuk Puput dan Novi, tapi untukku sih ok-ok saja.
Selesai makan, jalan 50 meter ke Mustafa Center. Jadi
mustafa center ini gaes, adalah mall 24 jam. Mall serba ada, semua yang kamu
cari ada disini. Mulai dari keperluan ujung rambut sampai kaki, skincare,
aksesoris, perabotan rumah tangga, semua ada disini. Harga juga termasuk murah,
dan yang penting dijamim original. Jadi jangan heran kalau masuk ini banyak
orang-orang yang keluar dengan trolli penuh. Jangan lupa kemari ya kalau ke
Singapore. One stop shopping.
-
-
-
-
-
-
Minggu, 21 April 2019
Pagi ini aku kebangun lagi jam 06.00 pagi, sama
seperti hari sebelumnya, aku pun mengendap-endap keluar untuk ke mesjid. Hari
ini kami balik ke Indonesia. Jadi selesai dari mesjid, aku langsung mandi dan
packing barang. Saat packing barang, sepertinya aku terlalu berisik deh. Dua
tamu yang sedang tidur ranjang samping dan bawah, terbangun. (I am so sorry
sir, i just wanna packing mau stuff). Sepertinya mereka mengerti. Selesai
packing aku langsung membawa semua barang bawaanku kebawah. Aku memutuskan
untuk menunggu para gadis di bawah saja. Pada saat itu, masih jam 7 pagi sih,
tapi aku merasa gak enak aja kalau harus terjaga sendirian di dalam kamar. Jam
8 pagi, belum ada tanda-tanda dari mereka, aku WA aku sudah selesai packing dan
lapar. Mau makan nasi. Kalau makan roti yang dari hotel kurang nendang rasanya.
Hahaha..
Untunglah ketiga gadis ini kooperatif. Begitu aku
bilang begit, mereka pun segera
bersiap-siap juga. Kami sarapan di lantai dua, karena dapur lantai satu penuh
sesak sama tamu. Yaa.. malah lebih enak makan disini, sepi. jadi kami bisa
menggelar makanan yang tersisa dari perjalanan ini. Selesai sarapan,
cewek-cewek ini pamit mau mandi dan siap-siap check out. Aku nunggu dibawah
sambil menikmati wifi hostel yang kencang banget. Aku sampe bosan nge-youtube
karena lancarnya internet disini. :)
Pukul 09.00 pagi kami check out. Jalan kaki sambil
ngegeret2x koper dan tentengan belanjaan. Udah kayak emak-emak abis belanja
untuk lebaran. :"). Di stasiun kami bertemu dengan mbak2x asal Indonesia
yang bekerja disini. Mbak ini baik, nunjukin kami rute untuk menuju HabourFront.
Kami harus cepat sampai Habourfont karena mau check-in. Kapal kami berangkat
pukul 13.20. Lokasi check in kami ada di lantai 3, setelahnya, kami ke lantai 2
ke bagian bagasi untuk menitipkan barang bawaan kami. Kami masih ada waktu dua
jam lagi sebelum on board. Jadi mau jalan-jalan dulu lah. Untuk biaya penitipan
bagasi sebesar 3.5 SGD / 3 jam untuk bagasi ukuran kecil.
Dari Habourfront, kami menuju Chinatown. Deket kok.
Keluar dari stasiun MRT Chinatown, kami sudah tiba di Chinatown. Wuaaah...
barang-barang yang dipajang bagus-bagus banget. Harganya juga gak kalah murah
daripada Mustafa Center. Ada perasaan menyesal sih dihati kami masing-masing,
kenapa enggak belanja pernak-pernik untuk oleh-oleh disini saja. Kenapa harus
menghabiskan jatah oleh-oleh di Mustafa. :(
Chinatown.
Serius deh, barang-barang disini seperti gantungan
kunci, tas, kipas, magnet kulkas semuanya lebih bagus dan lebih murah juga dari
Mustafa Center. Aku sampai menyimpulkan kalau ke Singapore lagi, untuk belanja
gantungan kunci, magnet kulkas, tas lebih baik beli di Chinatown atau Bugis
Street aja. Kalau beli coklat, baju, sepatu, nah baru deh ke Mustafa Center
aja. Pelajaran.
Jalanan Chinatown sebenarnya miriplah dengan Haji
Line, cuma karena disini banyak banget barang-barang yang lucu dan murah,
jadinya kami agak lama. Mampir dari satu toko ke toko lain untuk liat-liat.
Puput sama Novi bahkan sampai ke money changer dong buat nukar uang untuk
tambah-tambah belanja. hahahaha.. eh, jangan lupa foto-foto juga disini.
Foto ala model
Pukul 13.00 kami sudah kembali tiba di Habourfont.
Usai mengambil tas yang kami titip. Kami langsung masuk ke ruang tunggu. Gak
lama, on board deh sekaligus mengakhiri reuni singkat kami di Singapura. Pengalaman
yang mengesankan.
Ya itulah tadi cerita ku dengan ketiga temen SMAku di
Singapure. Aku sendiri ngerasa belum puas sih. Masih banyak tempat-tempat yang
mau ku kunjungi. Sebisa mungkin aku akan kembali lagi kesini. Entah itu sendiri
atau sama temen lagi. Apalagi sekarang udah punya kartu Ezlink dan sudah mulai
paham cara baca peta MRT di Singapore, pokoknya harus kesini lagi. See you soon
Singapore.
Comments
Post a Comment