TRIP TO PALEMBANG #part 1

25 26 27 28 MARET 2017

PRA LIBURAN

Tak sengaja, liat-liat kalender ada harpitnas, langsung cek web Traveloka, ada tiket murah dan uang ditabungan cukup, jadilah pesan tiket untuk ke Palembang. Yeeeeeaayy.. doa dari tahun 2015 akhirnya terkabul. Alhamdulillah..

Liburan sudah didepan mata, Izi teman disana juga sudah dihubungi, penginapan dan transportasi juga sudah aman berkat Izi. Seminggu sebelu liburan yang digadang-gadang, eeeh dapat telpon Senin sore, disuruh ke wisma. Yasudah datanglah tuh ke wisma, ketemu sama atasan, Daaaan,, dapat tugas dan tantangan baru. Haduuhh... kenapa sekarang coba, kenapa baru sekarang dikasih tugas ini. Satu sisi ini tantangan besar sih, tantangan untuk diri sendiri, jika berhasil of course prestasi di kantor naik, jika gagal yaa.. goodbye.

Hari Selasa udah mulai uring-uringan mikirin konsep, ide, alat dan bahan, teknis pengerjaan, biaya yang dikeluarkan dan proses perawatannya. Saat itu yang ada dipikiran hanya kata RIBET. Gak boleh nyerah dong, untung di kantor ada partner kerja yang baik dan support banget, ngasih masukan dan saran, jadinya hari Jumat gambar sudah selesai, kirim email dan beres, siap untuk liburan. Ternyata ada email balasan untuk koreksi, kepikiran, dan mood untuk liburan berkurang, tapi karena tiket udah terlanjur beli, email yang masuk dicuekin aja dulu, Liburan dulu doong.

LIBUR TELAH TIBA

Sabtu pagi, bangun langsung packing barang-barang. Tidak terlalu banyak karena hanya 3 malam 3 hari. Jadi satu ransel aja sudah cukup. Aku dapat penerbangan sore, naik maskapai Citilink, perjalanan dari Batam-Palembang ditempuh dalam waktu 50 menit.

Tiba di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Yeey. Menurutku bandara ini keren deh, soalnya waktu kita menuju ruang kedatangan, kita akan masuk lorong yang berisikan pajangan kesenian khas kerajaan Sriwijaya, sekilas aku melihat ada tanjak (ikat kepala untuk laki-laki), kaing songket, baju kebaya dari kain songket dll. Aku sebenarnya mau melihat lebih lama lagi tapi kuurungkan niat, karena ramenya pengunjung jadi takut disangka anak alay. J Luas bandara ini tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil, jadi ketika kita keluar dari lorong kedatangan kita langsung ketemu sama tempat pengambilan bagasi dan langsung keluar.

Salah satu dekorasi di bandara Sumatera Selatan

Aku masih harus menunggu Izi untuk menjemput, jadi aku putuskan untuk menunggu di mesjid/musholla. Setelah bertanya kepada petugas aku menuju mesjid yang berada persis di depan pintu kedatangan, menyebrang sebentar ke tempat terminal damri lalu jalan terus dan sampailah kita ke mesjid bandara. Mesjidnya luas untuk ukuran bandara. Lebih besar dari mesjid yang dimiliki bandara Soeta, KNO dan padang.

Ba’da maghrib, izi baru sampai di bandara. Rambut si izi udah gondrong banget. Langsung deh jalan menuju kota Palembang.. Ternyata di Palembang itu sedang ada pembangunan LRT untuk persiapan ASEAN GAME 2018. Palembang jadi tuan rumah acara akbar itu, jadi LRT dibangun sepanjang jalan dari Bandara-Stadiun Jakabaring.

Kata izi, jalanan utama di Palembang itu mudah diingat, karena bentuk jalan seperti tulang ikan. Jalan arterinya adalah tulang utama ikan, sedang jalan-jalan kecil itu ibarat tulang-tulang kecil ikan jadi kalo merasa nyasar, kembali aja ke jalan utama. Ini adalah malam pertama di Palembang jadi aku mau menikmati ini, menikmati keramaian, menikmati suara klason, menikmati kemacetan dan menikmati lampu-lampu dari banyak bangunan yanga ada di pinggir jalan. Selama hampir 2 tahun hidup di pulau dan ditengah-tengan hutan membuat aku rindu akan suasana kota untuk sesaat.

SENTRA PASAR ILIR 26, SURGA EMPEK-EMPEK

Izi nanya, aku mau makan apa untuk makan malam. Aku jawab makan makanan khas sini aja, di jawab izi yang empek-empek kalo gitu. Aku kaget, masa malam-malam makan empek2x. Trus izi bilang orang Palembang itu gak pernah bosan sama empek-empek. Empek-Empek udah kayak lauk, jadi dimakan kapan aja, mau itu sarapan, makan siang, makan malam makan empek2x. Ooooohh.. Yasudah aku dibawa Izi ke pasar 26 Ilir. Disini adalah surga untuk pecinta empek-empek, sepanjang jalan, kiri kanan banyak penjual empek-empek dengan harga yang murah. Satunya seribu rupiah.

Surga pempek :)

Penyajiannya pun unik, jadi 15 butir empek2x kecil dihidangkan, nanti kita bayar yang kita makan aja. 15 butir itu macam-macam empek2nya ada empek2 lenjer, daan, telur dan kulit. Favorit itu empek2 dan daan. Makannya itu bukan dicocol ke cuka ya, tapi kita makan dulu empek2nya lalu cukanya kita hirup melalui coki kecil, Ahhh.... enak banget deh.. gak terasa satu piring itu abis loooh. Baru kali ini aku kenyang dari makan empek2x. Soalnya selama ini aku makan empek2 itu untuk cemilan aja, nah disini baru jadi makan pokok.


Tekwan dan pempek.


TEPI SUNGAI MUSI, BENTENG KUTO BESAK.
           
Selesai mengisi perut, sambil menenteng ransel Izi membawa aku ke tepian sungai Musi.. Woooww langsung jalan-jalan nih. Gak lama, kami sampai di parkiran dekat sebuah tugu. Ada tulisan MONPERA disana. Tapi kami berjalan agak masuk gitu dan parkir disebuah parkiran yang ada di tepian sungai Musi. Saat itu ramai sekali orang yang ada disini, tapi anehnya terasa hening gitu. Aneh kan, rame orang tapi hening. Seperinya orang-orang pada menikmati angin malam dan menikmati keidahan Jembatan Ampera yang berkilau. Ah Jembatan Ampera.. akhirnya kita bertemu juga, halo Sungai Musi,, salam kenal akhirnya aku bisa menemui langsung, setelah selama ini hanya mendengar cerita dan melihat dari buku-buku pelajaran sekolah.
           
Hallo Palembang, haloo izi..

Landmark ketika siang hari.

Tepian sunga Musi sudah dipercantik oleh pemenrintah, sudah ada signage tulisan “Palembang” yang dihiasi lampu merah pada malam hari, disebelah kanan, menjulan dengan kokoh Benteng Kuto Besak. Konon kata Izi, benteng ini adalah benteng yang dibangun oleh orang Indonesia asli. Tidak dibangun oleh Belanda ataupun penjajah yang lain seperti benteng-benteng di tempat lain.

Benteng Kuto Besak
           
Sampai sekarang pun, benteng ini masih dipakai oleh TNI jadi kita gak bisa masuk kedalam, cukup menikmati dan mengagumi dari luar saja ya. Dinding benteng ini juga sudah dipercantik dengan signage “BENTENG KUTO BESAK” yang ditempel di dinding benteng dengan besar. Cocok untuk jadi objek foto. 
wow

MENYAPA SI AMPERA

Puas foto-foto dan menikmati sisi tepian sungai Musi. Izi ngajak aku jalan mendekati jembatan ampera. Kerennya lagi disisi sungai musi ini ada plaza loh. Plaza modern lagi, ada J-CO, KFC, Chattime, dan retail lain yang buka disini, jadi bisa nih buat kongkow-kongkow disini. Kami hanya lewat aja, karena masih kenyang, sempat numpang foto juga sih. Setelahnya langsung jalan mendekati jembatan ampera.
Jembatan Ampera

Di bawah jembatan Ampera ini ternyata ada taman film. Kata izi taman ini sudah eksis duluan sebelum taman film Bandung itu ada, hanya kurang eksis aja. Taman film ini sering juga digunakan untuk menonton pertandingan sepakbola, lebih-lebih kalo Sriwaja FC sedang bertanding.  Dibelakang layar taman film ini, ada tangga yang menuju keatas jembatan Ampera. Yasudah, langsung aja kami naik tangga dan TADAAA kami tiba di Jembatan Ampera.

Aku dan Jembatan Ampera

Akhirmyaa, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri tulisan “AMPERA”di jembatan ini. Pedestrian di jembatan ini lebar, lebih kurang 5 meter, jadi kita nyaman untuk berjalan kaki menyusuri jembatan yang bisa dibuka ini (pada masanya). Kami berjalan ke sisi sebrang jembatan untuk mendapatkan posisi foto yang ok, yang gak terganggu dengan lampu dari kendaraan yang lalu lalang. Ketika berjalan, ternyata banyak juga anak muda-mudi yang nongkrong diatas jembatan ini, ada yang sekedar duduk saja, ada juga yang foto-foto. Pemandangan tepian sungai Musi dari atas jembatan ini keren banget deh. Ayo kemari.. J

Pemandangan dari atas Jembatan Ampera.

Bersambung ke part 2.


Comments

  1. Asikkk..Jurnalis banget ni

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah,, terima kasih bang Bob.. Ayo jalan-jalan lagi kita.. Sawahlunto laah.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Tanaman hias : Ruellia malacosperma, si Kencana ungu yang bisa hidup di mana aja. Kok bisa??

Mari Mengenal Tanaman hias : Turnera ulmifolia atau lebih akrab disebut kembang pukul 8. Looh, kok bisa?

REUNI DI SINGAPORE