MADINAH, DESEMBER 2017
Cerita sebelumya mengenai pengalamanku selama dipesawat bisa anda baca di "Road to Madinah".
Pelataran Mesjid Nabawi
Tarik
nafas, buang nafas, tarik nafas, buang nafas. Puji syukur aku panjatkan ke
Allah SWT atas nikmatnya aku bisa menghirup udara Madinah. Madinah dingiiiin. Usai
menginjakkan kaki di tanah Madinah untuk pertama kalinya, kami melangkah masuk
ke bandara, langsung ngantri di bagian Imigrasi. Antriannya panjanng. Ternyata
ada beberapa jemaah dari daerah lain di Indonesia juga yang baru tiba. Sekali
lagi, karena kami ini adalah rombongan kecil ya kami menunggu saja sampai
antrian terakhr. Toh tidak ada yang dikejar juga.
Lagi nunggu antrian di Bandara Madinah
Sembari
nunggu, aku sedikit norak ya liat-liat ke atas, kiri, kanan, memperhatikan segala
detail bentuk bangunan bandara ini. Merekam dengan jelas di memori dan hpku.
Untuk perjalanan kali ini, aku memang tidak bawa kamera, aku percaya, kemampuan
kamera hpku sudah cukup untuk mendokumentasikan segala kegiatan ku disini.
Lihat antriannya..
Tiang penyangga bandara di Madinah begini semua modelnya
Usai
urusan bagasi dan perimigrasian, rombongan kami bergerak keluar bandara menuju
bus. Lagi-lagi kami menjadi rombongan terakhir yang keluar dari bandara ini. Bus
kami ada diujung, jadi kami harus berjalan agak jauh menuju bus. Untungnya
seluruh koper kami dibawakan oleh porter, jadi yaa ringan-ringan aja. Dari saat
manasik di Medan, kami diberitahu kalau selama disini, kami akan dibimbing oleh
salah satu ustadz disini. Sebutannya mutowif. Kami pun bertemu dengan mutowif
kami. Masih muda. umurnya sekitaran 30an. Namanya Pak Ustadz Arifin. Pak Arifin
ini sudah menjadi penduduk sini,di Indonesia tinggal di Madura, kalau disini
beliau tinggal di Jeddah, dan sejak sembilan tahun yang lalu beliau ke tanah
Arab ikut perintah orang tua dan menjadi mutowif untuk haji ataupun umroh untuk
jemaah Indonesia.
Parkiran bus
Mesjid di bandara Madina
Bus
berkapasitas 40 orang ini pun hanya diisi oleh kami ber-17 bersama pak Arifin.
Sepanjang perjalanan menuju hotel, Pak Arifin berkenalan dan mulai bercerita
dan memberitahu kami apa saja hal-hal penting yang harus kami ingat selama
disini. Madinah dimalam hari indah deh, lampu-lampu jalan yang ada tampak
mempercantik kota ini. Tidak ada kemacetan. Tulisan-tulisan arab ramai
menghiasi kota ini, ya iyalah. Dalam waktu tidak sampai 30 menit, kami sampai
di komplek perhotelan sekitar mesjid Nabawi. Rombongan Pak Hasan turun dahulu
karena beda hotel, selang satu blok, aku dan rombongan lain tiba di hotel. Nama
hotel kami adalah hotel Al-Salahiyah. Jarak hotelku ke mesjid Nabawi sangat
dekat. Hanya perlu melewati satu blok udah sampai dimesjid Nabawi. Kira-kira sekitar 5 menitlah.
Hotel selama di Madinah
Tiba
di hotel, kami diarahkan menuju restauran hotel untuk makan malam. Ternyata
makannya prasmanan. Restauran di hotek ini terletak di lantai RF namanya. Ada
beberapa perusahaan catering yang melayani makan jemaah umroh. Setiap katering
melayani beberapa travel, jadi kita harus ingat travel kita kateringnya yang
mana. Makanannya juga makanan Indonesia-Malaysia, jadi cocok dilidahku. Usai
makan, sesuai arahan pak Arifin. kami naik ke kamar. Kamarku di lantai 9, nomor
915. Aku sekamar dengan Pak Ridwan, Pak Zai, Pak Wahyu dan Pak Arifin. Sekamar
ada 5 bed. Kamarnya luas jadi nyaman-nyaman aja. Toh waktu kuliah di IPB dulu,
aku harus sekamar dengan 3 orang lain dikamar ukuran 3x4. Jadi kalau harus
berbagi kamar lagi, aku sudah tidak masalah. Sedangkan istri Pak Ridwan, istri
Pak Zai, Ibu Siti Maryam kamarnya di lantai 10. Begitu juga dengan kamar Pak
Rusadi dan Istri
Kami
ke kamar hanya untuk meletakkan barang saja, setelahnya kami akan melaksanakan
sholat Isya dan Jamak sholat Maghrib di Masjid Nabawi. Sholat untuk pertama
kalinya di mesjid nabi ini. Mesjid Nabawi cantik deh dimalam hari. Haduuuh..
aku merinding, masih gak nyangka akhirnya bisa kesini. Masya Allah,,
Alhamdulillah.. Terima kasih ya Allah.
Pintu masuk nomor 22 di malam hari
Hal
yang perlu diingat adalah pintu masuk. Kita harus mengingat dari pintu nomor
berapa kita masuk, dan dari pintu itu jugalah kita harus keluar. Hotelku berada
di dekat pintu gerbang nomor 25. Namun, gerbang nomor 25 ini adalah gerbang masuk
khusus jemaah perempuan. Jadi, aku harus berbelok ke kanan setelah lewat
gerbang nomor 25 menuju gerbang nomor 22, pintu khusus ikhwan. Pintu 22 ini
adalah pintu utama dari masjid Nabawi, alhamdulillah dekat sekali. Mesjid Nabawi
ini memiliki banyak sekali pintu dari 1 sampai 38 kalau gak salah, makanya kita
harus ingat nomor gerbang yang terdekat dengan hotel kita.
Keesokan
paginya, setelah sholat subuh di mesjid Nabawi dan sarapan. Rombongan Amanah
Travel (rombongan kami) memiliki agenda untuk orientasi mesjid Nabawi bersama
Ustadz Arifin. Jam 08.00 pagi, kami berkumpul di depan pintu gerbang nomor 22.
Di depan gerbang sini, ada tugu jam dan banyak sekali merpati disini.
Merpati-merpati disini menjadi salah satu objek dan atraksi wisata disini.
Setelah bertemu dengan keluarga Pak Hasan, orientasi mesjid Nabawi pun dimulai.
Jamaah wanita ikut dengan mutowif perempuan, sedangkan kami yang laki-laki ikut
dengan Ust.Arifin.
Persiapan orientasi mesjid Nabawi.
pict by : Pak Wahyu
Mesjid Nabawi dari gerbang 22
Assalamualaikum.
Interior
mesjid Nabawi sangat indah, tiangnya tinggi-tinggi, dan ternyata di dalamnya
ada 3 zona. Antar zona dipisahkan dengan payung-payung mesjid Nabawi yang
terkenal itu. Ternyata didalamnya pun ada juga ya payung-payung ini. Kembang
kuncupnya payung-payung ini situasional, dan berbeda dengan payung-payung
diluar. Tujuan utama kami adalah menuju Raudah. Raudah itu adalah salah satu
tempat mustajab. Jadi luasnya itu adalah jarak mimbar Nabi Muhammad SAW sampai
ke rumahnya (sekarang makam nabi). Tempat ini selalu penuh. Untuk masuk ke
Raudah kita harus antri. Ramaaaai... Begitu sampai di Raudah, kita dianjurkan
untuk sholat sunnah minimal 2 rakaat, dan berdoa ke Allah SWT. Insha Allah
dikabulkan oleh Allah. Ingat, gak bisa lama-lama ya, per kloter antrian hanya
dibatasi oleh petugas selama 15 menit.
Salah satu pintu mesjid
Jemaah lain yang lagi ngantri untuk sholat di Raudah
Mimbar Nabi Muhammad SAW.
Kondisi di Raudah yang selalu ramai
Selesai
bermunajat di Raudah, belok kiri maka kamu akan mendapati makamnya Baginda
Rasul Muhammad SAW, sahabat Abu Bakar, Umar dan Hamzah. Jangan lupa mengucap
sholawat dan salam ya, tapi jangan berdoa disini, ingat ini kuburan. Islam
melarang berdoa dikuburan. Keluar dari Raudah, kita akan berada didekat pintu
gerbang nomor 38. Didepan, itu ada Baqi atau perkuburan para keluarga nabi,
para sahabat nabi dan sahabat Ustman bin Affan. Baqi dibuka setiap subuh sampai
jam 08.30 dan sore setelah ashar sampai maghrib. Hari ini kami belum beruntung,
karen Baqi sudah ditutup. Akhirnya pak Ust.Arifin mengantar kami berkeliling
mesjid Nabawi, mengitari sisi sebelah kiri mesjid. Kami berjalan dari pintu 38
menuju pintu 25, jauh, tapi nikmat. malah keesokan harinya sampai hari terakhir
di Madina, aku selalu menyempatkan diri ke Raudah. Rasanya enak aja berjalan
disekitaran mesjid ini.
Dibawah kubah hijau itulah makam rasul berada.
Aku memang sengaja gak ngambil foto di makam rasul, biarlah diingat didalam memory otak saja.
Suasana diluar mesjid Nabawi
Kalau payungnya di tutup, seperti ini pemandangannya.
Mesjid Nabawi
Nah ini payungnya lagi mau di tutup.
Salah satu sudut Mesjid Nabawi
Hari
berikutnya adalah City Tour Madinah. Bus berkapasitas 40an orang ini lagi-lagi
hanya kami isi ber-16. Jadi kami leluasa meletakkan barang ataupun duduk
ditempat yang kami mau. Bus melaju meninggalkan komplek hotel sekitar mesjid Nabawi.
Tempat pertama yang kami lewati adalah Mesjid Bilal. Mesjid Bilal ini dulunya
adalah rumah dari sahabat Bilal. Bilal ada muazin pertama di dunia. Bilal ini
sangat sayang kepada rasulullah. Makanya dia memutuskan untuk membangun rumah
cukup jauh dari rumah rasul (makam rasul, dalam komplek mesjid Nabawi). Kenapa?
karena takut mengganggu nabi Muhammad SAW. Masya Allah, dan memang jauh. Aku
langsung membayangkan, mencoba menerka situasi jaman dahulu, saat semuanya
masih hanya tanah tandus saja. Jaraknya jauh. Hebatnya lagi dengan jarak yang
sejauh itu, bilal masih sempat datang ke mesjid untuk sholat berjamaah.
Sekarang mesjid Bilal dikenal sebagai mesjid dunia akhirat. Hal ini
dikarenakan, dilantai bawah mesjid ini terdapat supermarket/mall, diatasnya
mesjid. Hehehehehe..
Mesjid Bilal
Kami
akan berhenti di mesjid Kuba. Ditengah perjalanan menuju mesjid Kuba. Kami
sempat berhenti di lampu merah. Saat berhenti ini, Pak Ust.Arifin menyuruh kami
melihat ke kanan. Di sebelah kanan kami, terhampar sebuah lapangan tanah
kosong, ukurannya tidak sebesar lapangan bola, tetapi lebih besar dari lapangan
voli. Kata pak ustaz. Saat Rasulullah SAW tiba dari hijrah pertamanya ke
Madina. Beberapa sahabat yang ikut hijrah ataupun penduduk asli Yasrib (kini
Madinah) tertimpa sebuah penyakit menahun. Penyakit kulit. Penyakit endemik lah
istilahnya sekarang. Pada masa itu belum ada obatnya. Nah dengan mukijizat Nabi
Muhammad SAW, nabi mengambil debu/tanah dilapangan ini lalu mengusapkannya ke
kulit para sahabat yang sakit tersebut. Atas izin Allah, penyakit tersebutpun
sembuh. Masya Allah. Nama lapangan itu adalah Turabu Syifa. Menurut Pak
Ust.Arifin, sekarang dilarang untuk berhenti disini, karena saat berhenti,
banyak jemaah yang mengambil tanah disini juga, katanya untuk obat, dll
sehingga memicu perbuatan bid'ah. Oleh karena itu, pemerintah melarang ada
pemberhantian disini.
Turabu Syifa.
Tak
lama dari Turabu Syifa. Kami tiba di Mesjid Kuba. Sudah pada tau kan sejarah
Mesjid Kuba? Yak benar. Mesjid Kuba adalah mesjid pertama yang dibangun
Rasululllah SAW di Madinah. Rasul bener-bener ikut membantu proses pembangunannya
loh. Istimewanya mesjid ini adalah barangsiapa yang melakukan sholat di mesjid
ini maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang umroh. Makanya
jangan heran. Banyak sekali jemaah yang berkunjung kesini. Kamipun turun.
Lokasi parkirnya lumayan jauh karena begitu ramai jemaah yang datang. Kami tiba
sekitar pukul 09.00, jadi udaranya sudah tidak terlalu dingin. Hangat tetapi
sejuk. Ternyata disini banyak juga pedagang yang menjual oleh-oleh umroh. Kami
sudah diingatkan Pak Uzt.Arifin utuk beli oleh-olehnya di pasar kurma atau gak
disekitaran hotel saja. Disini kebersihannya kurang terjamin, karena dijual di
lapangan terbuka.
Siluet Mesjid Quba
Dalam Mesjid Quba
Mesjid Quba dari Kejauhan
Aku dan Mesjid Quba
Bersama rombongan
pict by: Pak Wahyu
Usai
melaksanakan sholat sunah di mesjid Kuba. Destinasi berikutnya adalah Mesjid
Khandak/Mesjid 7. Sebenarnya awalnya ini bukanlah mesjid. Kalian pernah dengar
kisah perang Khandak gak? nah kalau pernah, disinilah salah satu lokasinya.
Bagi yang belum tau, silahkan searching by google ya untuk lengkapnya. Pada
mulanya bangunan yang sekarang disebut mesjid 7 ini adalah sebuah pos yang
digunakan nabi dan para sahabat. Dahulu ada tujuh pos yang masing-masing pos
dijaga oleh para sahabat untuk persiapan perang Khandak.. Nah salah satu pos
itu dijaga oleh Ali bin Abi Tholib, yang sekarang dijadikan mesjid Khandak. Oh
ya, disini hanya ada 1 mesjid. Enam pos lagi sudah dihancurkan karea ternyata
berpotensi mengundang bid'ah. Hanya pos yang dijaga oleh sahabat Ali bin Abi
Tholib yang dipertahankan. Cari deh sejarah perang Khandak atau perang parit.
seru loh.
Mesjid Khandak
Tujuan
berikutnya adalah Pasar Kurma. Ditengah perjalan kesana. Kami melewati mesjid Qiblatain.
Mesjid Qiblatain ini cirinya memiliki dua tower. Satu tower menghadap Mesjid
Al-Aqsa, satu lagi menghadap Ka'bah. Jadi sejarahnya adalah di mesjid inilah
Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk mengubah arah kiblat. Kiblat pertama
umat muslim adalah Mesjid Al-Aqsa di Palestina sekarang. Saat Nabi Muhammad SAW
beserta sahabat sholat Dzuhur menghadap mesjid Al-Aqsa, ditengah sholat nabi
mendapat wahyu untuk berpaling ke arah Masjidil Haram dan menjadikan Masjidil
Haram sebagai kiblat yang baru untuk kaum muslim sampai sekarang. Jadilah
lokasi kejadian itu disebut sebagai mesjid Qiblatain, atau mesjid dengan dua
Qiblat.
Mesjid Qiblatain
Tidak
lama, kamipun tiba di pasar kurma. Tempat kita bisa membeli kurma yang segar.
Awalnya kupikir pasarnya itu akan besar dan banyak pedagang kayak pasar-pasar
tradisional di Indonesia lah. Ternyata kecil saja pasarnya. Total ada sekitar 5
pedagang yang menjajakan dagangannya disini. Untuk belanja disini, kita tidak
bayar di pedagangnnya, tapi bayar dikasir. Kasirnya satu. nah dibelakang pasar
kurma ini ada kebun kurma. Kayak kebun kelapa sawit, tetapi lebih rimbun
disini. Pak Ust.Arifin bilang, lebih baik beli kurma disini saja karena semua
kurma yang ada disini itu fresh, dan kurma-kurma yang dijual di seantero Mekkah
atau Madinah ya berasal dari sini. Bagi yang mencari kurma Ajwa / kurma Nabi,
beli disini, karena harganya lebih murah.
Memang benar sih. Harga kurma Ajwa disini sekilo itu 60 SAR untuk yang
kualitas nomor satu. Sedangkan di toko lain di Madinah atau Mekkah aku iseng
tanya harganya itu mulai 70 SAR sampai tak terhingga. Kalau untuk coklat ataupun kacang-kacang arab lainnya, kalian beli
ditempat lain saja, karena bisa lebih murah.
Salah satu sisi dari pasar Kurma
Begini kondisi belakang pasar kurma
Nah, bisa bersantai juga
Ada sofa juga
Kucing Arab. :)
Kukira
kami bakalan lama disini, tau sendiri lah ya, namanya belanja. Ternyata setelah
kira-kira satu jam kami semua sudah merasa bosan dan merasa cukup berada
disini. Padahal, rencana awal, kami diberi waktu 2 jam untuk berada disini.
Tapi dengan lokasi sekecil ini, setengah jam juga sudah cukup. Lanjut lagi. Kami
tiba di gunung Uhud. Gunung Tunggal. Kenapa disebut gunung tunggal? karena
gunung ini berdiri sendiri, ditengah kota Madinah. Tidak bersatu dengan gunung
batu lain. Memang kalau dijelaskan secara lisan susah kebayang sih, makanya yuk
kita usahakan untuk kemari. Ternyata ini toh gunung yang aku liat diatas
pesawat itu. Memang pas mau landing kemarin, aku sempat liat kearah bawah.
Nampak satu gunung menjulang kokoh beridiri di kota ini. Sedangkan disisi luar
kota ini, ada barisan gunung batu yang saling berhubungan.
Gunung Uhud
Kata
Pak Ust.Arifin. Gunung Uhud adalah satu-satunya gunung yang juga ada didalam
surga kelak. Wallaua'lam. Cerita yang berkaitan dengan gunung uhud adalah
Perang Uhud. Lebih lengkapnya kalian searching sendiri aja ya. Di sini, kita
dapat melihat kuburan para syuhada yang gugur di Perang Uhud.
Dibalik jeruji ini adalah makam para syuhada yang gugur di perang Uhud.
Di
Perang Uhud inilah Nabi Muhammad SAW mengalami kekalahan yang menyebabkan
beliau mendapatkan luka di pelipis dan giginya patah. Seingatku sih itu ya
waktu aku masih belajar di Madrasah Al-Islam dulu. Selain itu, di perang Uhud
ini juga Rasulullah SAW kehilangan paman beliau Hamzah dengan sangat kejam oleh
Hindun. Hamzah dibunuh dengan cara dipanah oleh orang suruhan Hindun. Lalu saat
terluka akibat panah itu, Hindun yang memiliki dendam yang amat teramat dalam
kepada Hamzah lantaran Hamzah membunuh suami Hindun, datang dan menebas tubuh
Hamzah. Hindun mengoyak tubuh Hamzah, organ dalam tubuh Hamzah seperti usus, jantung, paru-paru
sampai berceceran keluar dan dengan kejamnya juga Hindun memakan hati, jantung
dan beberapa organ dalam Hamzah. Kekejaman itu semua disaksian oleh Rasulullah
SAW didepan mata kepalanya sendiri. Saat itu Nabi tidak bisa menolong karena
beliau juga sedang mengalami kesusahan. Sungguh berat dan amat menyakitkan
penderitaan yang dialami oleh nabi demi mengajarkan dan menegakkan agama Islam
dimuka bumi.
Aku dan Gunung Uhud
Tahun
berganti tahun. Hindunpun menyesal dan bertaubat atas seluruh kekejamannya
terhadap kaum muslimin dimasa lampau. Ia ingin masuk Islam dan bertaubat. Maka
ia pun mendatangi sahabat Abu Bakar
untuk menyampaikan maksudnya yang ingin di baiat oleh rasulullah. Rasulullah
menjawab. "Aku tidak bisa ya Abu Bakar, aku sudah memaafkan Hindun, tetapi
setiap aku melihat Hindun, aku selalu terbayang mengenai sosok pamanku.'' jawab
rasul kepada Abu Bakar sambil menangis.( kira-kira seperti itu) Mendengar
jawaban itu Hindun merasa sedih, dan tetap ingin bertaubat dan bertanya "bagaimana
caranya supaya rasul mau membaitku? apa perlu aku habisi seluruh kaum kafir
quraish?." Tetapi nabi tetap tidak bisa. Begitu dalam kesedihan yang rasul
alami terkait kepergian Hamzah.
Mesjid di Gunung Uhud.
Pada
akhirnya, Hindunpun dibaiat langsung oleh Nabi dibalik sebuah dinding. Ya.
Hindun dan Nabi Muhammad tidak bertatap muka dalam proses pembaitan Hindun,
tetapi ada sebuah tabir, yaitu dinding. Mengingat kesedihan dan kepedihan nabi
tersebut, Hindun selalu bersembunyi dan menjauh setiap kali mendengar ceramah
ataupun khutbah dari rasul.
Aku
merasa sedih saat ust.Arifin menceritakan kisah ini didalam bus. Rasanya ikut
merasakan kesedihan nabi saat orang yang kita kasihi, harus pergi dengan cara
seperti itu. Nabi Muhammad sangat sabar, bisa menahan amarahnya saat tau keingan
Hindun untuk masuk Islam. Untungnya saat kisah ini selesai diceritakan,
perjalan city tour Madinah kali ini pun selesai. Kami sudah tiba lagi di hotel.
Bisa-bisa aku nangis ni kalau ternyata kisah ini belum selesai. Pak Ust.Arifin
jago banget lah nyeritainnya. Penekanan suara itu membuat yang dengar pasti
sedih.
Rombongan di Gunung Uhud
In
the next day, it's free time. Kami dibebaskan dari jadwal travel, namun kami
dihimbau untuk memperbanyak ibadah sunah di mesjid Nabawi. Masih ada dua tempat
lagi yang ingin aku kunjungi. Lokasinya masih disekeliling mesjid Nabawi.
Tempat pertama adalah Baqi, yang kemarin kami gagal datangi itu. Ba'da Ashar, usai
mengunjungi Raudah dan ziarah kembali ke makam rasul, aku keluar dan langsung
bergegas menuju Baqi. Sudah banyak jamaah lain yang mengunjungi Baqi. Akupun
bergegas, takut terjebak keramaian. Masuk Baqi tidak ada pemeriksaan khusus.
Terhamparlah lapangan pasir luas didepan mata. Tampak hanya batu-batu yang
menonjol tersusun rapi. Batu itu adalah batu nisan. Ya, hanya tanah dan batu.
Begitulah bentuk kuburan disini. Lalu, dimana letak harta yang kita kumpulkan
selama ini?
Baqi dan Masjid Nabawi dalam satu frame.
Masuk
Baqi, aku sempat bingung mau kemana, karena gak ada petunjuk yang bisa aku
mengerti. Semua papan petunjuk berbahasa Arab. Tujuan utamaku kemari adalah
ingin ziarah ke makam Ustman Bin Affan. Di kejauhan tampak kerumunan orang
dibeberapa titik. Yaudah deh, aku samperin aja semuanya. Beberapa kali aku
salah kuburan. Aku coba tanya ke-orang orang, mereka tidak bisa bahasa Inggris.
Akhirnya aku tiba di salah satu kuburan lain yang juga ramai pengunjungnya.
Letaknya ditengah-tengah Baqi. Dari pintu masuk keliatan kok. Alhamdulillah,
ini adalah makam sahabat Ustman bin Affan. Kuburan sahabtan Ustman bin Affan
juga sama dengan kuburan lain. Hanya ada batu besar dan batu kecil-kecil
diatasnya. Aku tanya keorang disebelahku. Cukup bilang "Ustman?" Ya,,
yaa jawabnya. Alhamdulillah, yowes aku keluarkan deh buku saku ibadahku untuk
membaca sholawat dan doa ketika berada di makam Ustman. Pencarian selesai.
Beginilah penampakan kuburan di Madinah
Lihat kan banyak pengunjung yang jiarah
Aku
cukup beruntung bisa masuk Baqi lebih awal. Saat aku keluar Baqi, ternyata
sudah diberlakukan sistem antrian untuk masuk kesini, dan itu ramai sekali yang
ngantri.
Suasana sore hari di Mesjid Nabawi.
Keluar dari Baqi.
Satu
tempat lagi yang ingin aku kunjungi adalah, Museum Asmaul Husna. Kata Pak
Ust.Arifin, tidak ada apa-apa dimuseum ini, hanya tulisan Asmaul Husna saja
yang ditempel di dinding. Tetep saja aku penasaran. Atas petunjuk Ust.Arifin,
dari gerbang nomor 22, aku kekanan. Lokasinya ada disisi sebelah kanan Mesjid Nabawi.
Jika Raudah ada disisi kiri mesjid, museum ini ada di sebelah kanan. Artinya
jika aku berhasil ke museum, aku sudah pernah mengelilingi setengah mesjid Nabawi.
Semangat. Aku berjalan di pelantaran mesjid saja, biar terasa dekat. Lokasinya
itu ada didekat pintu 6,7,8. Saat tiba di pintu 8, aku melihat tanda museumnya,
yeeay.. bentar lagi sampai. Sampai di depan museum, aku bingung gimana mau masuknya.
Nah aku liat ada petugas museum yang ternyata adalah orang Indonesia. Aku pun
disarankan untuk bergabung saja dengan rombogan orang Indonesia lain.
Menuju pintu masuk museum Asmaul Husna
Aku
tiba bersamaan dengan beberapa rombongan jemaah asal Indonesia lain. Setelah
petugas merasa cukup. Rombonganku pun masuk. Satu rombongan itu ada sekitar 150
orang atau lebih. Masuk museum ini gratis, tapi harus tau jadwal operasional
museum ya. Masuk museum, kita diarahkan keruangan yang penuh dengan layar LCD.
Ruangan ini adalah ruangan untuk interpetasi alam semesta. Narator pun
menjelaskan betapa kecilnya kita di alam semesta ini. Tugas narator hanya
sampai disini. Lewat ruangan ini, rombongan dipersilahkan untuk ekplorasi
museum secara mandiri. Aku pun langsung berpisah dengan rombongan yang lain.
Berikut adalah foto-foto di museum Asmaul Husna.
Jemaah asal Indonesia antusias mendengar penjelasan dari narator.
Narator dan layar raksasa
Ruang pameran di museum
Salah satu ruang pameran di museum Asmaul Husna
Selesai
dari museum Asmaul Husna, aku sempat tuh ke museum Al-Quran yang ada di depan
gerbang nomor 5. Cuma, saat aku kesana, yang lagi antri adalah rombongan orang
Arab. Berarti naratornya nanti menggunakan bahasa Arab. Aku amati sekeliling,
tidak ada orang Indonesia ataupun jemaah internasional lain. Yaudah deh, aku
balik ke hotel aja untuk siap-siap sholat maghrib. Waktu tempuh aku dari pintu
gerbang nomor 5 ke sampai hotel itu sekitar 15 menit. Jadi lumayan jauh, dan
takut mepet dengan sholat maghrib. Sholat maghrib disini itu pukul 17.26.
Diluar museum Asmaul Husna
Dinding luar museum Asmaul Husna dibeginiin nih.
Itulah
tempat-tempat yang aku kunjungi selama di Madinah. Di luar kunjungan ke
beberapa tempat, aku memiliki beberapa cerita lain selama aku di Madinah. Tapi
nanti deh aku ceritain. Sepertinya aku akan tulis QnA deh. Bila kalian ada
pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar ya, atau bisa tanya juga di seluruh
sosial media atau WA ke aku. Insha Allah akan ku jawab.
Semoga saya dan rekan-rekan kaum muslimin yang membaca blog ini diberi kemudahan dan kemampuan secara fisik dan finansial untuk dapat mengunjungi kota Madinah ya, apakah itu umroh atau Haji. Amiiiin..
Terima kasih sudah
membaca. Berikutnya adalah tulisan pengalamanku selama aku di Mekkah dan
Jeddah. See you on the next page. :)
Winning303 Agen betting online yang sudah berpengalaman dan profesional..Hadirkan Permainan Lengkap dan Pelayanan Ramah serta Profesional yang membuat anda tidak akan berpaling lagi..
ReplyDeleteCukup 1 ID saja dan tidak perlu ribet ganti user id untuk bermain:
-Sports
-Poker
-Live Casino
-Slots
-Lotere/Togel
-Sabung Ayam'
Winning 303 Banjir Hadiah Yukz gabung bersama kami dan Dapatkan Langsung
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Yang Lain Sudah Bergabung...Sekarang Giliran Anda....
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: +6287785425244
https://tajenonline.live/bagaimana-cara-perawatan-ayam-tua-secara-singkat
ReplyDeleteBagaimana cara perawatan Ayam tua atau ayam yang sudah berumur otomatis ayam tua ini pasti mempunyai luka yang sangat parah di akibatkan terkena pukulan.
Bagaimana bisa?? Ikuti Kelanjutannya di situs resmi Tajen Online