Volunteer Fotografer


Pada hari Minggu, 9/11/2018, aku mendaftar untuk menjadi salah satu volunteer fotografer diacara International Bintan Marathon 2018 (IBM 2018). Acara ini diselenggarakan oleh PT.Bintan Resort Cakrawala (BRC). Awalnya aku ragu sih untuk mendaftar menjadi volunteer atau gak, mengingat keahlian ku dalam hal fotografi masih tergolong cetek. Anak bawanglah kira-kira. Dipikir-pikir lagi, ini kesempatan sih, toh daftar aja dulu, kan nanti ada proses seleksinya, kalau emang jodoh ya gak bakal kemana.

Logo International Bintan Marathon 2018 pada sebuah kaos

H-3 aku mendaftar dengan menghubungi narahubung yang tertera dibrosur. Persyaratannya cukup mudah. Aku cukup mencantumkan no hp dan Wa, Scan KTP, dan juga portofolio foto selama ini. Semua aku siapkan secara mendadak. Portofolio juga kubuat dengan Ms.Word yang diconvert ke pdf agar ukuran filenya tidak terlalu besar. Pada portofolio itu aku sebutkan juga menggunakan kamera dan jenis lensa apa agar tidak ada dusta diantara pelamar dan perekrut. Besoknya, dapat balasan lewat email. Ada sebuah dokumen perjanjian yang harus kutanda-tangani. Syaratya mudah. Langsung saja kutandatangani, dan ternyata aku lolos untuk jadi volunteer.

Pertemuan pertama para volunteer fotografer (foto oleh: Robbi Hafzan)

Tidak lama, kami yang terpilih (ceileeh) dikumpulkan dalam satu grup WA. BAAM!! salah satu fotografer keren yang jadi panutanku juga ikut ternyata. Asli, langsung minder rasanya. Keminderanku semakin menjadi pada H-1. Kami para fotografer berkumpul untuk briefing mengenai jobdesk kami. Saat perkenalan, fix jadi makin minder. Volunteer yang lain udah kelas pro semua sih ini. Obrolan mereka nyambung, anak bawang kayak awak cuma bisa ngangguk2x sok ngerti dipojokan. Tiba giliranku ditanya, aku jujur aja mengenai skill yang aku bisa, aku juga jujur aja mengenai "gear" yang aku pakai. Alhamdulillah, para bapak-bapak dan ibu ini tidak melihatku jijik, mereka malah menyemangati aku, meraka bilang "Gak papa, namanya juga belajar"

Oh ya, volunteer fotografernya ada 5 orang, ada aku, Bang Robi, Bang Edwart, Bang Wendi dan Bu Neri. Kami adalah volunteer dari Indonesia. Ternyata, ada juga kelompok fotografer lain dari Singapore. Kami yang dari Indonesia akan bertugas dalam grup 2 dan bertugas memotret di sekitaran Start-Finish dan jalur lari dekat danau, sedangkan tim lain bergabung dalam grup 2, tugasnya di jalur Pelabuhan. Emang jalurnya gimana? Secara umum, jalur larinya mengelilingi daerah Lagoi, untuk lebih jelasnya silahkan datang saja ke Lagoi, kabupaten Bintan, provinsi Kepulauan Riau (promosi).

Oh iya, sebagai volunteer kami mendapat beberapa fasilitas. Penginapan, makan dan transportasi selama kegiatan disediakan, lalu ada fee juga . Asik kaan. Nah, selesai briefing, kami tim fotografer Indonesia berencana untuk nongkrong sebentar keluar Lagoi, jalan-jalan sekalian sharing-sharing. Lepas maghrib, dengan mengendarai mobil Bang Edwart, kami meluncur ke Tanjung Uban. Kami berhenti diwarung tepi pelabuhan, memesan cemilan dan lanjut cerita-cerita. Lagi-lagi sebagai anak bawang, aku hanya duduk dipinggiran dan menangkap semua ilmu yang mereka bicarakan. Kadang-kadang juga aku sempatkan bertanya terkait teknik, jenis lensa, atau apa-pun yang berkaitan dengan fotografi. Abang-abang dan ibu ini beneran gak pelit ilmu. Salut.

Plaza Lagoi Bay. Lokasi IBM 2018 berlangsung

Jam menunjukkan pukul 22.00 WIB, kami pun beranjak untuk kembali ke penginapan. Ditengah jalan menuju penginapan, kami berhenti disatu lapangan kosong kondisinya cukup gelap, hanya ada cahaya dari lampu jalan. Bang Edwart nawarin untuk mencoba motret milky way. Bu Neri mengiyakan dengan semangat, padahal beliau sepanjang jalan pulang tadi sudah terkantuk-kantuk didalam mobil. Kami turun. Kali ini yang nyoba motret aku dan bu Neri, karena kami berdua yang belum pernah nyoba motret milky way. Bang Robi dan Bang Edwart sudah expert dalam hal foto milkyway, jadi mereka yang ngajarin kami. Mobil bang Edwart ini lengkap banget dengan peralatan foto. Kereeen.

Untuk motret milkyway, syarat utama harus bawa tripod, dan tebak di mobil ini ada dua tripod dong. Keren. Dan ini adalah hasil jepretan milkyway-ku,, Masih ngeblur, karena aku belum mahir dan terburu-buru untuk settting fokusnya. Setidaknya sudah paham lah settingan dikameranya. Setelah puas belajar motret milkyway, kami beranjak pulang kepenginapan untuk istirahat, mengumpulkan tenaga untuk esok hari.

Percobaan pertamaku dalam memotret milky way. Masih ngeblur. :)

Pukul 03.00 WIB aku bangun dan bersiap-siap, setelah itu aku membangunkan yang lain. Hasil briefing kemarin, kami harus tiba di Plaza Lagoi Bay pada pukul 04.00 WIB. Gileee pagi bener. Start pelari untuk rute 40 km akan dimulai pada pukul 05.00 WIB sedangkan yang rute 21 km dimulai 30 menit kemudian. Kenapa kami harus stand by dari jam 4 pagi? agar kami bisa motret atlet yang sedang pemanasan dan setting kamera masing-masing.  Sekitar jam 4 lewat, para peserta sudah ramai memadati garis start, ada yang mulai pemanasan, ada yang becanda, swafoto, dan macem2 lah. Kami tim fotografer juga secara refleks menyebar mencari spot foto masing-masing disekitar area start. Ini dia hasil jepretan ku di garis start.

Peregangan yang dipandu oleh host

Siap-siap Flag off

Goooo.....!!

Bang Robi, Bang Wendi dan Bu Neri, mereka dapat tugas untuk memotret pelari diarea sekitaran danau, sedangkan aku dan bang Edwart harus standby di garis finish untuk memotret selebrasi peserta yang finis. Seperti yang kalian tau, diantara fotografer yang lain, aku tuh anak bawang, jadi untuk menutupi kekuranganku, aku bertekad dalam hati untuk sebisa mungkin mengambil momen yang tidak tertangkap kamera fotografer lain.

Pemenang pertama lomba marathon no 40 km. Peserta Asal Kenya.

Bentuk Medali IBM2018

Setelah garis finish, ada satu area, namanya Athlete Village. Sebuah lokasi yang dikhususkan untuk pelari memulihkan tenaga dan mood mereka usai berlari. (Lari itu butuh banyak tenaga looh). Disini terdapat tenda-tenda seperti tenda pijet, tenda air kelapa muda, Finisher Equipment, shower, medical dll. Semua fasilitas disini, bisa dengan bebas dan gratis digunakan oleh para pelari. Nah aku liat tuh, gak ada fotografer di area sini, jadi aku inisiatif aja beredar disini, mengabadikan momen yang menarik seperti atlet yang sedang dipijet, minum air kelapa muda, atlet yang sedang diobati tim medis dan masih banyak lagi. Mungkin karena hanya aku fotografer yang beredar diarea ini, tak ayal, banyak juga atlet yang minta tolong untuk difotoin olehku.

Salah seorang peserta sujud syukur sudah sampai garis finis.

Tenda pijet, salah satu tenda yang paling laris di Athlete Village

Jangan lupa ambil kaos setelah sampai finis.

Kelapa Muda juga laris dicari-cari para atle.

Minum Kelapa Muda dulu yaa..

Tim medis yang sigap memberikan perawatan kepada atlet yang cedera.

Informasi saja, untuk karegori lari 40 km, dimenangkan oleh atlit asal Kenya, baik itu kategori laki-laki atau pun perempuan. Kategori 21 km, dimenangkan oleh atlet asal Kenya juga untuk laki-laki, dan untuk wanita dimenangkan oleh ibu-ibu asal Bandung, Indonesia. Mantap kaaan, Jangan sedih, event begini ternyata cukup diminati oleh kaum ibu-ibu lohh. ini buktinya.

Pemenang pertama nomor 21 km kategori wanita

Pemenang pertama nomor 41 km kategori wanita

Ibu-ibu asal Indonesia yang ikut dalam event IBM2018.

Yaah, aku bersyukur bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sedikitpun tidak ada penyesalan,. aku jadi bisa belajar, menambah motivasiku untuk tetap menjaga passionku dibidang fotografi. Selain itu, lewat acara ini juga aku bisa bersosialisasi dengan banyak orang baru sekaligus, dan membantu para atlet dari negara lain. Ada perasaan bahagia lain yang mengalir didalam diri ini, setiap kali para atlet itu bilang "thank you" saat kita selesai membantu mereka.



Muka-muka bahagia para atlet usai finis.

Terima kasih Bang Edwart, Bang Robi, Bang Wendi, Bu Neri sudah mau berbagi pengetahuan fotografinya. Terima kasih juga untuk Rinto dan Vandra atas kesempatannya untuk bergabung menjadi volunteer fotografer. Sampai bertemu dilain kesempatan. :)

Kang Foto yang bahagia

*dibuang sayang, muka-muka bahagia setelah melewati garis finis.

..Congratulation..



Comments

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Tanaman hias : Ruellia malacosperma, si Kencana ungu yang bisa hidup di mana aja. Kok bisa??

Mari Mengenal Tanaman hias : Turnera ulmifolia atau lebih akrab disebut kembang pukul 8. Looh, kok bisa?

REUNI DI SINGAPORE