Jalan Untuk Bertemu


Aku dan Teater JKT48

Bila kita bertanya pada seseorang yang memiliki hobi jalan-jalan atau bahasa kekiniannya "traveler", apa sih yang dicari mereka dari perjalanan tersebut? maka jawabannya akan beragam. Bila kau bertanya kepadaku, jawabanku adalah untuk melihat keadaan luar dari kebiasaanku dan bertemu dengan orang baru. Tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang aku alami saat melakukan perjalanan.

Salah satu hal yang paling berkesan bagiku saat melakukan perjalanan adalah bertemu dengan orang baru ataupun orang lama rasa baru (ngerti kan?). Seperti yang kualami baru-baru ini. Minggu lalu aku ditelpon untuk diminta ke Jakarta karena ada satu hal terkait pekerjaanku saat ini. Setelah usaha negosiasiku gagl untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut di Medan, pada hari Selasa (3-4-2018) aku pun terbang ke Jakarta. Ke Jakarta bukanlah hal yang baru untukku, sewaktu kuliah di IPB, Bogor dulu, aku lumayan seringlah berpelesir ke Jakarta ketempat teman-teman ataupun dalan kegiatan praktikum. Kebiasaan bepergian ke Jakarta bersama teman-teman itu membuatku sedikit gugup saat harus pergi ke kota ini sendirian.

Aku bisa saja sih, menghubungi teman-teman kuliahku yang saat ini banyak bekerja di Jakarta, tetapi setelah lulus, komunikasiku dengan mereka pun semakin jarang dan menimbulkan gap imajiner sendiri. Padahal kalo ketemu langsung cair-cair aja. Merasakan gap imajiner tersebut, aku memutuskan untuk menghubungi si Fazrai saja untuk menumpang nginap di kosannya. Fazrai ini merupakan temen SMA ku yang belum satu tahun menetap di Jakarta. Toh selama setahun belakangan ini aku sering berkomunikasi dengan si Ai ini, entah itu untuk masalah undangan temen SMA, broadcast info lowongan kerja untuk temen-temen lain, chat2 konyol di grup SMA, kegiatan2x tersebut justru menghilangkan gap imajiner, kami berasa dekat kayak waktu SMA dulu padahal fisik udah berpisah jauh.

Selasa siang aku mendarat di bandara Halim, kosan Fazrai berada di dekat stasiun Tanah Abang. Fazrai bilang agar aku mendatangi kantornya saja. Fazrai adalah karyawan OJT PLN (saat ini) jadi kantornya itu terlacak di aplikasi gojek online. Saat tiba di kantornya, ternyata si Fazrai ini sedang berada di kantor lain, jadilah aku menunggu di mesjid kantor. Mesjid -nya cukup luas, teduh, asri, dan bersih. Fazrai bilang, nanti aku dijemput oleh temannya, untuk pulang ke kosan dia. Sekitar setengah 5 aku pun bertemu dengan temen Fazrai, panggil saja dia Awi. Bersama Awi, aku berjalan kaki menuju kosan mereka. Kosan mereka dekat dengan kantronya. cukup menyebrang melalui JPO, lalu berjalan lurus sebentar hingga bertemu warung ayam penyet, berbelok kiri, jalan lurus sampai ujung gang dan sampai disebuah rumah berlantai dua. Kos2xan mereka ad di lantai dua rumah ini. Khas kos2xan kota besar.

Awalnya aku merasa akan canggung dengan temennya Fazrai, mengingat aku termasuk orang yang diam terhadap orang baru. Namun setelah mencoba beberapa topik pembicaraan, nyambung juga ngobrol dengan si Awi. Dari Awi aku tau kalau kos2xan mereka saat ini diisi oleh karyawan PLN angkatan mereka, dan sekarang mereka sedang bersiap-siap untuk pindah kantor yang berlokasi di daerah Blok-M. Beberapa anak OJT lain sudah ada yang mulai berkantor disana, termasuk si Ai.

Hingga maghrib tiba di Fazrai belum datang juga, aku udah  lapar. Saat sedang menunggu si Fazrai, tiba-tiba pintu kamar Ai diketok, berkenalanlah aku dengan Fahmi temen seangkatannya Fazrai juga yang ngajak untuk makan malam bersama. Fahmi bilang dia dibilang Fazrai untuk nemenin aku dan ngajak makan, tetapi barusan  aku chat2xan dengan si Fazrai untuk nunggu dia aja makan malamnya. Oalah Fazrai fazrai,, gak berubah ya yi. Sekitar jam 8 malam si Fazrai baru pulang, langsung kami berdua bergegas makan malam.

Layaknya teman lama yang sudah lama tak berjumpa, obrolan kami pun berlangsung panjang dan seru, sekali mulai dari kabar saat ini, kabar temen2x yang lain hingga cerita masa lalu yang baru terungkap kebenarannya.

Waktu SMA aku dan Fazrai ini tidak terlalu dekat, hubungan pertemanan kami biasa saja, kayak temen sekelas biasa, tetapi berlangsung baik tidak ada permusuhan. Aku dan Fazrai ini sudah saling kenal sejak SMP, kebetulan kami satu SMP tetapi beda kelas. Kami bertemu kembali pas kelas XI hingga tamat SMA. Walaupun sekelas, tetep saja kami tidak terlalu dekat, karena kami berbeda dalam hal hobi dan lingkup pertemanan, Fazrai anakanya gamer sejati, sedangkan aku tipe pelajar pengejar prestasi, tapi itu tidak membuat kami bermusuhan.

Gak terasa, kalau udah cerita gini tau-tau udah jam 12 malam aja. Kami pun memutuskan untuk tidur karena besok masih hari kerja. Besoknya setelah urusan-ku selesai, sebenarnya aku mau pulang langsung ke kosan si Fazrai, tapi dilarang sama dia karena nanti takut ketemu ibu kosannya yang bawel. Jadilah aku diminta menunggu kembali di mesjid, untuk pulang bareng dengan si Awi. Sebenarnya hari ini tuh, aku diminta Fazrai ikut pergi ke Blok M untuk menghadiri kajian yang diisi oleh salah satu ustadz kondang saat ini., si Awi juga diajak. Sebenarnya aku capek sih, males kesana, cuma segen aja jika bilang gak mau. AKu pun bersiasat, jika si Awi pergi, aku ikut pergi, jika tidak aku juga tidak. hahahaha. Untung si Awi juga lagi dalam kondis capek, jadinya kami berdua gak jadi ke Blok M.

Resiko dari aku tidak pergi ke Blok M malam ini adalah, aku harus makan malam sendirian tanpa si Fazrai. Alhamdulillah ada Awi, dia mau mengajak dan menemani ku makan malam didaerah sini. Saat makan malam, mau gak mau harus ngobrol kan sama Awi, masa iya diem-diem bae. Kami pun mulai ngobrol dengan topik-topik ringan seputar pekerjaan, keluarga, pendidikan, dll. Dari perbincangan ini, aku semakin mengenal Awi. Awi ini adalah putra bungsu asal Kebumen, merupakan lulusan teknik mesin ITB angkatan 2012, kalau di IPB berarti angkatan 49. Kuperhatikan ya selama dua hari ini, sifat Awi dan Fazrai ini rada-rada mirip sih, sama-sama bocah, tetapi lebih bocahan si Fazrai sih, hehehehe. Makanya tak heran kalau mereka berdua jadi lebih akrab dibanding dengan temen-teman seangkatan mereka yang lain.

Urusanku sebenarnya udah selesai hari ini, tetapi tiket kepulanganku ke Medan itu pada hari Sabtu sore. Itu artinya aku masih ada waktu kosong selama 1 1/2 hari. Bukan dua hari men? gak, karena besok pagi sampai siang aku ada kerjaan online. Mengetahui itu, aku langsung membuat pengumuman di grup Line Uno Kopi. Seingatku, ada Haris, Aci, Jacqline dan Winni member Uno Kopi yang berdomisili di Jakarta. Sayang sekali, Winni masih dalam perjalanannya dalam menjelajahi pulau Jawa. Tinggal 3 lagi yang available. Gak papa, yang penting bisa ketemu. Janjian deh aku sama Haris di Jumat pagi, Jac masih belum tau kapan karena banyak kerjaan, Aci gak balas.

Selain Uno Kopi, aku juga membuat pengumuman tentang keberadaanku pada grup GM. Awalnya aku mau diem aja, karena tau ini adalah hari kerja. Untuk bertemu pastilah hanya bisa malam saja. Itupun aku masih merasa kasihan dengan temen-temenku, karena kerja di Jakarta itu capek, karena harus bermacet-macet ria ataupun berdesak-desakan ria di KRL. Selain itu kalau malam justru aku yang gak bisa, karena numpang di kosan si Fazrai, jadi ya harus mengikuti peraturan di kosan ini
Respon temen-temen di grup GM juga beragam, bener dugaanku, pada sibuk semua. Ada yang kejauhan jaraknya dari tempatku dan ada juga  yang sedang dinas keluar kota. Jadi aku maklum saja. Paling tidak, aku mendapat gambaran, respon seperti ini juga yang akan aku dapatkan bila aku umumkan keberadaanku di grup kelas kuliah. Daripada menjadi beban pikiran mereka, lebih baik diam saja. Semoga ada waktu yang lebih baik lagi untuk aku bertemu dengan temen-temenku yang lain.

Kamis siang, atas rekomendasi Winni, aku makan siang di RM.Alam Sunda di depan Blok A pasar Tanah Abang. Gilaa.. Tanah Abang ramai sekalii.. Macet. Stuk di jalan, lebih cepat jalan kaki dari pada naik kendaraan. Tempat makan rekomendasi Winni ini juga sama aja. Ramai sekali pengunjungnya. Aku bingung mau mesan dimana, saking ramainya. Setelah bertanya pada petugas kasir, aku ikut mengantri di tempat pemesanan. Saat giliranku tiba, antrianku diserobot. Aku kesal, dan langsung menegur petugasnya, malah aku yang dimarahin balik. Aku masih sering bertanya-tanya, kenapa sih pada susah sekali untuk antri.

Setelah mendapatkan makanan yang aku pesan, PR selanjutnya adalah mencari tempat duduk. Situasi di dalam restauran ramai sekali. Kalau kata Winni sih, ini sensasinya. Jadi kita harus mencari tempat makan sendiri dengan nyelip2x diantara pengunjung yang sedang makan, nasi, sambal dan lalapan disediakan di meja. Kita hanya perlu mengambilnya saja. Sensasinya, kita harus rebutan dengan pengunjung lain untuk mengambil itu semua. fuih.. mau makan dengan tenang saja susah. Cukup deh makan ditempat makan model begini.

Usai makan siang, aku gak ada kegiatan lain. Bertemu dengan Haris besok pagi, bertemu dengan temen2 GM juga besok sore. Untuk membuang waktu, aku putuskan untuk berjalan kaki saja menuju kosan Fazrai. Aku ingat kok rute yang digunakan oleh bapak gojek tadi. Jaraknya tidak jauh, yang buat jauh adalah kita haru jalan memutar untuk menyebrangi jembatan, karena ada jalur KRL dan sungai yang memisahkan daerah Tanah Abang dan daerah kosan Fazrai.

Semalam, aku ada minta ke Fazrai untuk ditemani makan sate taichan di daerah Senayan. Kata orang-orang sih sate Taichan yang di Senayan ini yang enak. Semua youtuber-youtuber pasti pernah makan disini. Sampai maghrib tiba, Fazrai dan Awi belum pulang juga. Ku chat, katanya sebentar lagi, sudah otw, tetapi sampai selesai adzan isya, mereka berdua belum pulang juga. Akhirnya aku diminta Fazrai untuk datang ke kantornya, ternyata mereka sedang mempacking berkas-berkas untuk kepindahan kantor, dan aku diminta datang kesana, supaya mereka ada alasan untuk pulang. Nice. Sejujurnya minatku untuk makan sate Taichan sudah hilang ya, begitu melihat air muka kelelahan diwajah mereka, cuma Fazrai masih bersikeras untuk ngajak makan sate tersebut. Aku pun harus menghormati keinginan tersebut. Sebagai tuan rumah, tentu dong kita harus menjamu tamu kita sebaik mungkin. Pasti itu yang ada dipikiran si Fazrai.

Aku, Fazai, dan Awi pergi ke Senayan menggunakan taksi online. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Rasanya sudah lama aku tidak melihat situasi Jakarta di malam hari. Nightscape kota Jakarta memang indah, apalagi menjelang Asian Games tahun ini, kota Jakarta berbenah, disudut2x taman, dibawah jalan layang dipasangi lampu-lampu hias yang menyinari keindahan kota ini.

Sayang sekali, akibat dari pembenahan Jakarta tersebut, warung sate Taichan yang biasanya mangkal di kawasan Senayan sudah digusur difungsikan kembali sebagai trotoar dan median jalan. Fazrai bingung mau kemana lagi, dia panik. Dia pun menelpon temennya untuk meminta rekomendasi tempat makan malam yang buka. Atas rekomendasi temennya itu, kami meluncur ke Nasi Goreng Keboun Sirih. Wow., rame juga tetapi tidak seramai RM.Alam Sunda yang di Tanah Abang. Hal yang kusuka saat makan ditempat terbuka seperti ini adalah adanya live music yang dibawakan oleh musisi jalanan. Suaranya dan musiknya niat, gak seperti musisi jalanan yang sering kutemui di lampu merah.
Kami memesan dua porsi saja, Fazrai dan Awi sebenarnya sudah dapat jatah makan malam di kantor mereka karean lembur tadi. Berhubung mereka mau menjamu aku dengan baik, mereka pun memesan satu porsi untuk berdua. Kan gak enak kalo aku doang yang makan. Lagian ini sepertinya malam terakhir aku bersama mereka dalam kunjungan ku kali ini. Besok pagi aku memutuskan untuk pindah ke penginapan saja. Aku akan menginap di hotel dekat st.Sudirman. Kok gitu? iya,, ternyata ibu kosan tempat Fazrai gak mengizinkan aku untuk menginap lebih lama lagi. Fazrai dan Awi juga hari Sabtu sudah harus pindah dari kosan tersebut, dan sampai malam ini mereka belum menemukan kosan pengganti. Mereka berencana untuk mencari kosan baru besok. Jadi, daripada keberadaanku menghambat pergerakan mereka, lebih baik aku cari penginapan saja. Aku memilih cari penginapan di dekat St.Sudirman agar aku bisa ke Bandara Soeta menggunakan kereta api bandara yang  baru.

Keesokan paginya, seusai sholat subuh, aku mandi dan berkemas. Jam 7 pagi, aku pun berpamitan dengan Fazrai, Awi dan temen2x yang lain. Pagi ini mereka akan ke kantor Blok M untuk senam. Sedih juga sih bakalan pisah dengan mereka, walau baru kenal, tetapi karena keramahan mereka, serasa udah kenal lama gitu. Apalagi Awi, baik banget, kan bisa dibilang selama aku dikosan mereka, Fazrai sering pulang telat kan, nah Awi deh yang menemani aku, ditambah lagi, sepulang dari makan nasi goreng semalam, saat udah nyampe kosan nih, Fazrai masuk duluan karena kebelet, aku belum masuk karena mau beli minum dulu di warung sebelah. Aku jalan eh ternyata si Awi ngikut, ku kira dia mau beli minum juga, ternyata enggak, dia cuma mau nemenin doang, padahal deket banget loh warungnya. hehehe. respect deh sama sikapnya. Salute. Besok-besok kalo aku menjamu tamu di tempatku, aku bakalan begini. Janji.

Pagi itu sebenarnya aku belum tau mau nginap dimana, begitu sampai St.Sudirman, aku yang kelaparan, memilih sarapan bubur ayam yang ada didaerah sekitar sini. Rasanya... Wuah.. parah sih,, ini enak. Rasanya hampir sama dengan bubur ayam Madura yang ada di sekitaran kampus. Coba kalian tanya mahasiswa IPB, bubur ayam mana yang enak. Pasti semua pada jawab bubur ayam Madura depan telkom, atau gak bubur ayam dekat PLN, daerah Balio sana.

Sembari menyantap bubur, aku cari-cari penginapan di Traveloka. Alhamdulillah dapat yang pas, deket dari sini. Tak lupa akupun menelpon penginapan tersebut untuk memastikan apakah aku bisa check-in lebih awal atau mengingat saat itu pukul 07.300 WIB, terlalu pagi untuk check in hotel. Untungnya bisa, langsung deh aku meluncur kesana. Pagi ini, aku ada janji ketemu dengan Haris. Rencananya aku dan Haris akan bertemu di daerah Tebet jam 09.00 WIB. Sejak tadi pagi aku nge WA Haris, tetapi tidak dibalas. Mungkin ini anak masih tidur, mengingat semalam dia masih lembur dari pekerjaannya. Pukul 08.30 WIB Haris nelpon, mengatakan untuk memundurkan jadwal bertemu, menjadi setelah sholat Jumat. Okelah kalau begitu. Aku juga sebenarnya masih mengantuk jadi mau tidur sebentar lagi sebelum Jumatan.

Selesai Jumat, Haris nelpon lagi, dengan maksud untuk membatalkan pertemuan ini. Posisi si Haris saat itu masih di daerah Tebet, check google maps, deket dari sini. Langsung aku bilang sama Haris bahwa aku akan nyamperin dia disana, deket banget soalnya. Yaelah, masa udah di satu kota, jarak udah deket banget gak bisa ketemu. Sayang banget rasanya. Lagipula kalo ini batal, aku bingung mau kemana lagi, aku udah suntuk menunggu jam 5 sore untuk bertemu dengan member GM. Haris mengiyakan. Langsung deh pesen ojek online dan meluncur ke Tebet. Gak sampe setengah jam aku udah nyampe di daerah Tebet, dengan fitur WA share location akhirnya aku nyampe tempat Haris menunggu.


Bertemu Haris.

Rasanya senang dan antusias, setelah lama tidak berjumpa, setelah lama tidak ngobrol panjang lebar seperti dulu, hari ini bertemu kembali. Saat itu pukul 13.15, Haris masih harus menyelesaikan kegiatannya  yang tinggal sedikit lagi pada pukul 13.30 WIB. Aku diminta Haris menunggu sebentar. Tak lama memang, Haris pun kembali dari kegiatannya. Sekembalinya Haris, obrolan kami pun berlanjut dan berlangsung seru. Hal-hal yang selama ini tidak tertulis dalam aplikasi chatting, hari ini terucap. Hal-hal yang selama ini coba dipendam sendiri, akhirnya bisa dikeluarkan sekaligus bertukar pikiran. Ngobrol secara langsung itu memang enak ya. Kita bisa melihat reaksi dan emosi seseorang secara langsung, jadi lebih bisa memilih harus merespon seperti apa. Haris datang membawa kabar yang cukup mengejutkan sih bagiku. Akupun demikian. Gak terasa, waktu juga yang memisahkan, yah setidaknya cukup dulu untuk bertemu kali ini. Semoga di waktu mendatang kami bisa bertemu kembali secara langsung.

Pertemuan berikutnya adalah, pertemuanku dengan beberapa member GM. Mereka yang bisa hadir adalah Momo dan Cagul. Ada bintang tamunya juga Ninis. Aku awalnya kaget, kok ada Ninis, rupanya Momo yang ngajak. Gpp, semakin ramai. Mereka ini adalah temen kuliahku di Bogor. Kami bertemu di gedung FX Senayan. Titik tengah. Momo yang mengusulkan. Aku sih seneng sekali waktu Momo ngusulin untuk bertemu disana, karena disana ada Teather JKT48.!! Sebagai salah satu fans far JKT48 tentu mengunjungi teater JKT48 adalah mimpi dan cita-cita setiap fans, dan sebentar lagi impian aku itu akan tercapai. Aku tiba lebih dahulu di Fx, disusul Momo. Dari fisik Mom tidak banyak berubah, yang terlihat berubah adalah gaya hijabnya dan make-up khas ala orang kantoran. Langsung aja aku ajak Momo untuk ke teater. Mau minta fotoin. :)

Teater JKT48!!!

Gila sih, baru nyampe eskalator yang deket teater aja, aku udah deg-degan. Gimana ntar kalo aku ketemu sama member ya. Saat itu kondisi teater masih cukup sepi, belum banyak antrian fans yang akan menukarkan tiket mereka, Jadi aku masih bisa minta fotoin sama Momo, kalau udah rame sama fans yang mau nonton ya malu juga kalo foto-foto di depan teater. Hari ini sebenarnya ada di teater akan ada pertunjukan setlist Saka Agari oleh Tim K3. Aku gak nonton dulu, bertemu dengan teman lebih pentinglah dari pada nonton teater.

Neon Box, Judul Setlist JKT48

Gak lama, Cagul datang. Weeis,, cagul makin langsing aja dari terakhir aku bertemu. Kulitnya juga lebih gelap, hasil berjemur di Bali beberapa waktu lalu. Ninis juga menyusul. Kalo Ninis aura pengantin barunya masih kerasa. Udah tau make-up dia sekarang, buat nyenengi suaminya. Bagus. Kami pun makan malam bersama, sembari bertanya dan bertukar kabar. Bertanya kehidupan Ninis setelah menikah, minta diceritain awal dia bertemu dengan suaminya hingga memutuskan untuk menikah, dsb. Gak lupa dong foto-foto dan buat instastory. Hal-hal yang selama ini coba dipendam sendiri, akhirnya bisa dikeluarkan sekaligus bertukar pikiran. Ngobrol secara langsung itu nikmat. Kita bisa melihat reaksi dan emosi seseorang secara langsung, jadi bisa lebih memilih harus merespon seperti apa.

Ceklist salah satu mimpi dalam hidup.

Secara karakter dan sifat, tidak ada yang berubah dari mereka, masih sama pas kuliah dulu. Koplak. Penyelamat kami malam itu adalah KTMnya si Cagul. Ternyata direstauran tempat kami makan sedang ada promo 25% bila kami memiliki KTM. Saat ini kan si Cagul terdaftar sebagai mahasiswa S2 di UNJ yaudah, kami pakai KTMnya. Potongannya lumayan gede sih, uang patungan kami sampai nyisa banyak. :)



Bertamu untuk bertemu. Aku, Cagul, Ninis, dan Momo

Jam 19.30 Line aku bunyi. Aci sudah sampai di gedung Fx. Setelah berpamitan dengan Momo, Cagul dan Ninis. Aku dan Aci pergi mencari restauran terdekat untuk ngobrol2x. Sebelum itu, aku minta Aci untuk nemenin aku ke Teater JKT48 lagi, aku masih belum puas tadi. Mau foto lagi. Kalau jam segini pasti lebih sepi, karena show sedang mulai, jadi pasti tidak ada fans JKT48 diluar teater. Kalau sama Momo tadi aku hanya bisa foto doang, kali ini aku lebih berani mendekat, megang Neon box judul setlist, (alay sih ini) foto lagi, dan foto lagi. Maafkan aku yang sedikit norak ini ya ci. hahahaha
Setelah puas, aku dan Aci pergi ke restauran Jepang. Restaurannya persis disebelah tempat aku tadi makan. Sama seperti yang lainnya, Obrolan kami seputar kehidupan selama ini, update berita tentang kantor lama kami. Update pekerjaan kami selama ini. Waw, Aci sekarang udah jadi Asisten Dosen di kampusnya. ditambah lagi dia baru saja diterima disalah satu perusahaan start-up yang cukup menjanjikan. Kalau ngobrol itu waktu terasa cepat berlalu ya. Tiba-tiba aja makanan kami udah habis, toko-toko disekitar sudah mau tutup. Sudah malam juga. Gak baik kalau si Aci harus pulang terlalu malam. Pukul 21.30 WIB kamipun berpisah untuk kembali pulang.

Bertemu Aci.

Malam ini aku merasa senang dan puas sekali. Setelah bertemu dengan teman-teman lama yang sudah lama tak bertemu, yang selama ini hanya bisa chatting doan, kali ini bertemu dan bertatap muka langsung. Rasanya lega dan rindu ini pun sedikit terobati. Walaupun kali ini tidak bisa bertemu dengan Jac. Jacqline sangat sibuk, sudah seminggu ini dia selalu lembur di kantornya. Bahkan saat aku bertemu dengan Aci, dia bilang dia masih ada kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Padahal Jac udah pengen sekali bertemu, akupun demikian. Tapi belum jodoh dan rejeki untuk kami bertemu malam itu.

Aku bersyukur pada Allah, bisa diberi kesempatan ini. Ternyata ini jawaban dari pertanyaanku, kenapa sih urusanku itu gak bisa diselesaikan di Medan saja? Ternyata ini adalah jalan yang harus aku tempuh untuk bertemu dengan Fazrai dan Awi. Reuni kecil-kecilan dengan dua anggota Uno Kopi Squad, Haris dan Aci. makan malam bersama Momo, Cagul dan Ninis. Kalau gak ke Jakarta saat itu, mungkin aku gak bisa tuh merasakan kereta api bandara Soeta yang baru, makan di RM.Alam Sunda yang penuh sensasi, dan mungkin, kalau gak ke Jakarta saat itu, aku gak tau kapan aku bisa merasakan berjalan kaki disekitaran Tanah Abang dan berfoto di teater JKT48!

*NB: sayang sekali gak foto sama si Fazrai.

Alhamdulillah.. Thank you Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Tanaman hias : Ruellia malacosperma, si Kencana ungu yang bisa hidup di mana aja. Kok bisa??

Mari Mengenal Tanaman hias : Turnera ulmifolia atau lebih akrab disebut kembang pukul 8. Looh, kok bisa?

REUNI DI SINGAPORE